KABAR WONOSOBO - Dampak kunjungan Presiden AS Joe Biden ke Ukraina membuat konflik antara Ukraina dan Rusia semakin menegang.
Sebut saja penangguhan partisipasi Rusia terhadap perjanjian terkait persenjataan nuklir. Akibat dari pidato Joe Biden di Warsawa, Polandia.
Selain itu, Hal tersebut setidaknya memicu China yang merupakan sekutu dari Rusia menjanjikan kemitraan yang lebih dalam.
Baca Juga: Kunjungan Joe Biden ke Ukraina, Presiden Putin Beri Peringatan Nuklir Rusia
Wang Yi, salah satu pejabat tinggi China mengatakan Beijing siap meningkatkan hubungan yang lebih dekat dengan Rusia.
“Saat krisis Rusia dan China menyerukan untuk terus memperdalam kemitraan strategis komprehensif kami,” kata Wang Yi, seperti dilansir Kabar Wonosobo dari Reuters.
Di lain pihak Presiden Vladimir Putin menantikan kunjungan Presiden Xi Jinping ke Moskow untuk membahas tentang kemitraan dari kedua negara.
Baca Juga: Kondisi Kota Antakya Usai Gempa Susulan Perbatasan Turki dan Suriah pada Senin Malam
Mengingat Jumat, 24 Februari 2023 China akan melakukan latihan militer bersama dengan Rusia di Afrika Selatan.
Rusia telah mengirimkan fregat yang dilengkapi dengan rudal jelajah hipersonik generasi terbaru ke Afrika Selatan guna untuk latihan militer kedua negara.
Pada latihan tersebut setidaknya Rusia akan mencoba menembakkan artileri yang memiliki kecepatan yang memungkinkan untuk tidak dapat ditembak jatuh.
Baca Juga: Gempa Susulan 6,4 M di Perbatasan Suriah Turki Terasa hingga Mesir dan Lebanon
Selain itu, China melalui Presiden Xi Jinping diperkirakan akan pidato perdamaian pada hari Jumat, 24 Februari 2023. Namun pihak Ukraina menolak dan tidak akan ada pembicaraan tentang perdamaian apabila masih ada tentara Rusia yang berada di Ukraina.
“Perang Rusia yang tidak beralasan, Harus segera diakhiri dengan bukti bahwa tidak ada pendudukan Rusia di tanah Ukraina, dengan jaminan keamanan jangka panjang yang kuat untuk negara kita (Ukraina), seluruh Eropa, dan Seluruh dunia,” kata Presiden Volodymyr Zelenskiy menanggapi tentang pidato perdamaian yang akan dilakukan Presiden Xi Jinping.***