Kondisi Penyintas Gempa di Kota Antakya Turki, Bergantung Bantuan di Pengungsian

- 23 Februari 2023, 15:07 WIB
Orang-orang menghangatkan diri di dekat api di samping bangunan yang runtuh dan puing-puing, pasca gempa mematikan, di Antakya, provinsi Hatay, Turki, 21 Februari 2023.
Orang-orang menghangatkan diri di dekat api di samping bangunan yang runtuh dan puing-puing, pasca gempa mematikan, di Antakya, provinsi Hatay, Turki, 21 Februari 2023. /REUTERS/Clodagh Kilcoyne/

KABAR WONOSOBO – Beberapa truk, dan kendaraan darurat dan eskavator memenuhi jalanan kota Antakya, Turki pada Selasa malam.

Setelah gempa besar ketiga dalam dua minggu melanda kota tersebut, dan meratakan kehidupan diatasnya.

Dalam keadaan jalan yang gelap gulita terlihat banyak puing-puing bangunan, kilatan lampu merah biru dari mobil polisi dan kendaraan militer terlihat di mana-mana.

Baca Juga: Rusia - Ukraina Semakin Memanas Pasca Kunjungan Joe Biden, Rusia Pererat Hubungan dengan China

Suara dentuman besi eskavator beradu dengan puing puing bangunan terdengar di setiap sudut kota, ketika polisi, tentara dan para relawan berusaha mencari korban yang tertimbun.

Kadang kadang eskavator berhenti bergerak untuk memastikan ada korban yang tertimbun atau tidak.

Dikutip Kabar Wonosobo dari Reuters, Mahmet Ay seorang korban selamat mengatakan bahwa semua orang telah pergi dari kota tersebut.

Baca Juga: Kunjungan Joe Biden ke Ukraina, Presiden Putin Beri Peringatan Nuklir Rusia

Dari kejauhan terlihat bangunan yang tadinya menjulang tinggi kini telah roboh dan rata dengan tanah.

Aliran sungai terbelah, dan polisi serta tentara berpatroli di jembatan yang rusak.

Papan reklame dan papan iklan toko toko berserakan diantara puing-puing bangunan, mengingatkan toko toko yang tadinya memenuhi jalanan yang sibuk.

Baca Juga: Kondisi Kota Antakya Usai Gempa Susulan Perbatasan Turki dan Suriah pada Senin Malam

Mahmet Ay sedang berlindung bersama dengan istri dan keluarganya di tenda pengungsian yang dibuat untuk mereka yang kehilangan rumahnya.

Mahmet Ay mengatakan dia dan keluarganya tidak bisa meninggalkan tenda pengungsian, karena sangat berbahaya berjalan di luar saat ini.

Puing-puing bangunan bisa roboh dan menimpa mereka tanpa mereka sadari.

Baca Juga: Gempa Susulan 6,4 M di Perbatasan Suriah Turki Terasa hingga Mesir dan Lebanon

Sesaat setelah matahari terbenam, mereka akan berbaris di Alun-alun kota untuk menerima teh dan makan malam dari para tentara dan relawan.

Korban lain yang selamat mengatakan, bahwa bencana ini menjadikan orang kaya dan miskin sama saja tidak ada yang berbeda.

Mereka hanya bisa berharap dari bantuan pemerintah dan para relawan dari seluruh dunia.

Baca Juga: Krisis Rusia-Ukraina: Rusia Gempur Ukraina, Targetkan Kuasai Bakhmut

Semuanya merasakan hal yang sama saat ini, dan mereka berharap bencana ini bisa segera berakhir dan mereka bisa kembali menjalani kehidupan normal mereka.***

Editor: Arum Novitasari

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah