KABAR WONOSOBO - Reputasi negara Jerman di bidang infrastruktur kesehatan tergolong baik dan dipercaya banyak negara lain termasuk negara maju. Namun sistem kesehatan Jerman dikhawatirkan mulai ambruk.
Ternyata alasan salah satunya akibat usia para pekerja kesehatan yang sudah di ambang masa produktif, yakni berada di kisaran usia 51 tahun.
Selain itu, faktor penyebab yang kurang diantisipasi hingga sistem kesehatan Jerman mulai kolaps selama beberapa tahun terakhirjuga karena sebab yang tidak pernah diantisipasi.
Hal itu mengingat Jerman merupakan salah satu negara dengan sistem kesehatan terbaik di dunia namun sistem itu perlahan mulai kolaps karena dari sisi jumlah pekerja kesehatan di Jerman yang makin sedikit.
Kondisi itu diperparah dengan lebih dari 40.000 lowongan pekerjaan di fasilitas kesehatan kosong dan tidak diminati para pekerja profesional.
Hingga diperkirakan sampai tahun 2030 Jerman akan memerlukan sekitar 300.000 perawat yang harus menggantikan generasi pekerja yang saat ini berusia lebih dari setengah abad.
hal itu terjadi menurut para ahli, salah satu alasannya adalah karena perubahan demografi Jerman dari populasi baby Boomer yang memainkan peran besar sebagai pemasok tenaga kerja.
Tapi saat ini, usia para Baby Boomer itu mulai pensiun yang artinya mereka juga perlu dirawat di saat butuh dukungan medis di usia tertentu.
Menurut beberapa otoritas, fakta di lapangan adalah kondisinya tidak cukup banyak orang di Jerman yang dilatih untuk menjadi pekerja kesehatan. Diperparah juga dengan banyaknya tenaga kerja kesehatan yang mengeluh upahnya tidak bersaing dan pekerjaannya terlalu berat.
Nyatanya, di Jerman penghargaan terhadap profesi ini juga minim dari sisi finansial sehingga tidak menarik bagi generasi muda usia 20-an.
Atas hal itu, sebenarnya selama bertahun-tahun Jerman telah mencoba untuk menyelesaikan masalah kekurangan tenaga kerja salah satu solusinya adalah merekrut pekerjaan asing.
Meski begitu Jerman masih tetap kekurangan pekerja karena rasio pekerja yang bisa masuk dengan standar negara itu sulit dipenuhi para pekerja asing yang dilatih di luar Jerman.***