SAH! Ijen Geopark Banyuwangi Resmi Jadi Bagian UNESCO Global Geopark Network

14 September 2023, 15:30 WIB
Bupati Ipuk menerima Certifikat Pengukuhan Ijen Geopark Masuk Jaringan UNESCO /Dian Effendi/Ringtimes

KABAR WONOSOBO – Ijen Geopark di Banyuwangi akhirnya resmi ditetapkan sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark (UGG). Pengukuhan Ijen Geopark sebagai UGG tersebut dilakukan saat acara konferensi Internasional UGG yang ke 10 yang dilaksanakan di Habous Complex, Marrakesh, Maroko, Sabtu, 9 September 2023 waktu setempat.
Piagam penetapan Ijen Geopark sebagai salah satu bagian dari Global Geopark Network tersebut diserahkan secara langsung oleh Presiden Global Geopark Network, Nicolas Zouros. Konferensi tersebut juga turut dihadiri oleh Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani serta Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim, Hudiyono.

“Pengukuhan Ijen Geopark sebagai bagian dari jaringan global geopark dari UNESCO ini bukan akhir. Tapi justru awal upaya membawa potensi daerah ke level internasional,” cetus Bupati Banyuwangi, Selasa, 12 September 2023.

Baca Juga: Program Makmur Pupuk Indonesia Targetkan Peningkatan Kualitas Buah, Diikuti Petani Durian Banyuwangi

Khidmat Meski Diguncang Gempa

Ditanya soal penyelenggaraan acara konferensi internasional tersebut pasca gempa, Bupati Banyuwangi itu mengatakan bahwa acara pengukuhan tetap berjalan khidmat meski venue acara harus terpaksa dipindahkan demi keamanan dan kenyamanan bersama.

Seperti diketahui, sebelumnya Maroko sempat dilanda gempa bumi berskala 6,8 Magnitudo yang membuat Maroko porak poranda pada Sabtu, 9 September 2023 pukul 5.11 waktu setempat. Saking besarnya, gempa tersebut terasa hingga Aljazair, negara tetangga Maroko.

“Kami turut berduka cita atas musibah ini. Semoga warga Maroko diberikan ketabahan dan kekuatan untuk menghadapinya,” ujar Ipuk.

Baca Juga: Kesaksian Kepala Desa Rowo Bayu Banyuwangi yang Disebut Lokasi Asli KKN di Desa Penari

Potensi Setelah Menjadi Ijen Geopark

Ipuk menambahkan, masuknya Ijen Geopark ke jaringan global geopark akan meningkatkan perhatian publik internasional ke Ijen Geopark. Apalagi, forum tersebut dihadiri lebih dari 1.200 ilmuwan dan pegiat geopark dari 50 negara.

Seperti diketahui, UNESCO atau The United Nations Educational Scientific and Cultural Organization sendiri merupakan organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bergerak di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.

“Sudah banyak buktinya, ketika sebuah geopark itu masuk jaringan geopark dunia, maka akan diikuti dengan perhatian internasional dan kenaikan kunjungan,” ungkap Ipuk.

Baca Juga: Resep Tahu Walik Aci Banyuwangi, Camilan Khas yang Gurih dan Kenyal

“Kita berharap ini bisa turut menggerakkan ekonomi, membuka lapangan kerja, dan tentu menjaga keberlanjutan lingkungan serta budaya lokal,” imbuhnya.

Geopark Ijen sendiri merupakan taman bumi yang tak hanya memiliki keunikan bentang alam dan kekayaan budaya. Namun juga didukung dengan semangat mewujudkan sustainable tourism (wisata berkelanjutan).

Geopark Ijen terbentang di seluruh wilayah kabupaten yang secara spesifik kawasannya ada di kawasan Gunung Ijen, Pantai Pulau Merah dan Taman Nasional Alas Purwo. Lengkap dengan beragam kekayaan geosite, biosite, dan culturalsite-nya.

Baca Juga: Penyusunan Rencana Induk Geopark Dieng Berlanjut di FGD II

Ipuk menambahkan, Banyuwangi dalam sepuluh tahun terakhir telah merintis upaya yang selaras dengan konsep pengembangan geopark global yang menekankan pada upaya konservasi. Serta mengajak masyarakat berperan serta melindungi dan meningkatkan fungsi potensi alam untuk pembangunan ekonomi lokal.

Misalnya saja Banyuwangi banyak mengemas event sportourism seperti Ijen Green Run, balap sepeda Internasional Tour De Ijen dan lainnya yang menyajikan alam yang asli dengan oksigen yang berlimpah.

Ipuk juga mengatakan, pengembangan pariwisata di Banyuwangi sendiri juga mendorong keterlibatan masyarakat secara luas.

Baca Juga: Pengembangan KSPN Dieng 2023 Didukung Kementerian PUPR RI dan Rencana Geopark

”Kami dorong masyarakat untuk terlibat berbagai event pelestarian budaya. Seperti event Tumpeng Sewu, Seblang, Ngopi Sepulu Ewu ada keterlibatan aktif warga dalam pelaksanaannya,’ ujar Ipuk.

“Banyuwangi juga melarang hotel dibangun di sekitar Ijen dan tempat-tempat wisata lainnya, agar masyarakat sekitar bisa membuka home stay untuk pengembangan ekonomi. Juga bagian dari upaya menjaga kearifan lokal,” tambah Bupati Banyuwangi itu.***

Editor: Agung Setio Nugroho

Sumber: UNESCO

Tags

Terkini

Terpopuler