Penyakit yang disebarkan oleh keong ini sudah ada dalam beberapa papirus medis di era Mesir Kuno sejak tahun 1500 sebelum masehi. Dalam catatan-catatan kuno, digambarkan bahwa penderita demam keong mengalami keluarnya darah dari penis.
Baca Juga: PLOT TWIST! Dewa Ini Berkhianat di Episode Terakhir Season 2 Anime Record of Ragnarok
Dituliskan juga bahwa tenaga medis di zaman itu menyarankan agar orang Mesir Kuno menghindari air tercemar, dan orang-orang yang pekerjaannya berhubungan dengan air seperti nelayan dan petani disarankan menggunakan selubung penis yang terbuat dari linen.
Para peneliti kemudian yakin bahwa penyakit yang ditulis dalam papirus kuno tersebut merujuk pada penyakit Schistosomiasis, seperti yang kini disebut menjadi penyakit endemi di beberapa tempat, termasuk Sulawesi Tengah, Indonesia.
Jenis keong dan cacing penyebab demam keong di Sulawesi Tengah
Schistosomiasis atau demam keong yang mewabah di Kabupaten Sigi dan Poso, Sulawesi Tengah secara spesifik disebarkan oleh Keong jenis Oncomelania Hupensis Lindoensis. Habitat keong ini ditemukan di tiga wilayah Sulawesi Tengah, yaitu Dataran Tinggi Napu, Bada, dan Lindu.
Keong jenis Oncomelania Hupensis Lindoensis membawa parasit cacing jenis Schistosoma Japonicum yang menjadi penyebab demam keong atau Schistosomiasis.