"Ketika Anda tumbuh sebagai perempuan, sedikit banyak cukup sulit membiasakan diri dengan tubuh baru Anda," kata Voss.
Voss menyatakan bahwa tim senam Jerman ingin menunjukkan bahwa mereka bisa memilih apa yang mereka ingin kenakan tanpa harus merasa terbebani dengan pilihan itu.
"Kami ingin memastikan semua orang merasa nyaman dan kami menunjukkan ke semuanya bahwa mereka bisa mengenakan apapun yang mereka inginkan dan terlihat luar biasa, merasa hebat, apakah itu leotard panjang atau yang pendek," sambung Voss.
Voss mengungkapkan, timnya memilih untuk mengenakan pakaian yang tertutup penuh sejak April lalu di kejuaraan Eropa sebagai bentuk penentangan terhadap seksualitas di cabang olahraga tersebut dan ingin tren tersebut berlanjut.
Keputusan tim senam Jerman untuk mengenakan pakaian yang lebih tertutup mendapat pujian dari kompetitor mereka di Olimpiade Tokyo 2020.
Seperti diketahui, beberapa tahun terakhir cabang olahraga senam dinodai dengan berbagai kasus pelecehan seksual dan sehingga beberapa pihak menganggap pentingnya pengenalan protokol keselamatan baru untuk melindungi atlet.
Sejauh ini, seragam kompetisi standar bagi perempuan adalah leotard, dengan lengan panjang, setengah panjang, atau tanpa lengan.
Seragam yang menutup hingga bagian kaki di kompetisi internasional memang diizinkan tetapi selama ini seragam jenis tersebut hanya dikenakan khusus karena alasan agama.***