Hindari Pelecehan Fisik dan Seksual, Tim Senam Jerman Tampil Lebih Tertutup di Olimpiade Tokyo 2020

- 27 Juli 2021, 16:29 WIB
Tim Atlet Senam Jerman memilih untuk mengenakan pakaian yang lebih tertutup di Olimpiade Tokyo 2020
Tim Atlet Senam Jerman memilih untuk mengenakan pakaian yang lebih tertutup di Olimpiade Tokyo 2020 //Reuters.com/ Mike Blake/

KABAR WONOSOBO –Tim senam Jerman di Olimpiade Tokyo 2020 tampak tampil berbeda dibandingkan dengan Olimpiade sebelumnya.

Pada penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020, tim senam Jerman memilih untuk mengenakan pakaian yang lebih tertutup.

Salah satu contohnya terlihat saat tim senam Jerman tengah menjalani babak kualifikasi cabang olahraga senam di Olimpiade Tokyo 2020 pada Minggu, 25 Juli 2021.

Baca Juga: Atlet Surfing Rio Waida Tampil Tampan dengan Busana Adat Bali Payas Madya di Pembukaan Olimpiade Tokyo 2020

Setelah diklarifikasi, ternyata hal tersebut dilakukan sebagai sebuah bentuk kampanye untuk mendorong perempuan memakai apa yang mereka rasa nyaman untuk dikenakan.

Sebagai informasi, tim senam Jerman yang terdiri dari Sarah Voss, Pauline Schaefer-Betz, Elisabeth Seitz, dan Kim Bui mengenakan unitard, sebuah pakaian yang merupakan kombinasi dari leotard dan legging yang memanjang hingga tumit, yang berwarna merah putih.

Mereka juga tampak mengenakan seragam yang serua saat latihan pada Kamis lalu dan telah mengonfirmasi  bahwa mereka dapat memilih untuk mengenakannya lagi ketika mereka bertanding.

Baca Juga: Atlet Angkat Besi Windy Cantika Aisah Berhasil Meraih Medali Pertama untuk Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020

Dilansir Kabar Wonosobo dari Reuters, Voss menyebutkan bahwa tim senam telah berdiskusi mengenai pilihan seragam yang akan mereka kenakan sebelum bertanding dan pilihan mereka jatuh pada seragam model unitard.

"Ketika Anda tumbuh sebagai perempuan, sedikit banyak cukup sulit membiasakan diri dengan tubuh baru Anda," kata Voss.

Voss menyatakan bahwa tim senam Jerman ingin menunjukkan bahwa mereka bisa memilih apa yang mereka ingin kenakan tanpa harus merasa terbebani dengan pilihan itu.

Baca Juga: Atlet Renang Tunisia, Ahmed Hafnaoui Yang Dianggap Sebagai Underdog Justru Berhasil Menggondol Medali Emas

"Kami ingin memastikan semua orang merasa nyaman dan kami menunjukkan ke semuanya bahwa mereka bisa mengenakan apapun yang mereka inginkan dan terlihat luar biasa, merasa hebat, apakah itu leotard panjang atau yang pendek," sambung Voss.

Voss mengungkapkan, timnya memilih untuk mengenakan pakaian yang tertutup penuh sejak April lalu di kejuaraan Eropa sebagai bentuk penentangan terhadap seksualitas di cabang olahraga tersebut dan ingin tren tersebut berlanjut.

Keputusan tim senam Jerman untuk mengenakan pakaian yang lebih tertutup mendapat pujian dari kompetitor mereka di Olimpiade Tokyo 2020.

Baca Juga: Pertama Dalam Sejarah! Seluruh Atlet Bulu Tangkis Indonesia Menangi Laga Pembuka Di Olimpiade Tokyo 2020

Seperti diketahui, beberapa tahun terakhir cabang olahraga senam dinodai dengan berbagai kasus pelecehan seksual dan sehingga beberapa pihak menganggap pentingnya pengenalan protokol keselamatan baru untuk melindungi atlet.

Sejauh ini, seragam kompetisi standar bagi perempuan adalah leotard, dengan lengan panjang, setengah panjang, atau tanpa lengan.

Seragam yang menutup hingga bagian kaki di kompetisi internasional memang diizinkan tetapi selama ini seragam jenis tersebut hanya dikenakan khusus karena alasan agama.***

 

Editor: Agung Setio Nugroho

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x