Setelah sempat tertimbun dalam rerimbunan semak belukar selama ratusan tahun, akhirnya Candi Borobudur ditemukan kembali saat Indonesia berada di bawah pendudukan Inggris.
Ekspedisi yang dipimpin oleh Sir Thomas Stamford Raffles itu berhasil menemukan puing-puing candi pada tahun 1814.
Area Candi Borobudur berhasil dibersihkan seutuhnya pada 1835, dan digunakan sebagai objek penelitian Raffles saat itu.
Baca Juga: Tiket Candi Borobudur Naik Fantastis, Luhut: Turis Domestik Rp750 Ribu
Mengetahui nilai sejarah dari Candi Borobudur, Menko Marves memandang perlu adanya upaya untuk menjaga kelestarian peninggalan sejarah tersebut.
Luhut mengatakan, kebijakan kenaikan harga tiket masuk Candi Borobudur itu dikeluarkan demi membatasi jumlah pengunjung di candi itu.
Dilansir dari laman borobudurpark.com, memang sejak awal telah ditetapkan bahwa ada perbedaan harga tiket antara pengunjung domestik dan wisatawan mancanegara.
Baca Juga: ASYIK! DAMRI Buka Rute Murah Wisata ke Candi Borobudur, Dieng dan Candi Gedong Songo dari Yogyakarta
Meskipun ada perbedaan harga yang cukup mencolok, hal itu tidak menyurutkan minat wisatawan asing yang jumlahnya tetap tinggi.
Perbedaan harga itu dikatakan wajar mengingat banyak tempat wisata dunia juga menerapkan kebijakan yang sama untuk membedakan wisatawan asing dan mancanegara.