Teknologi AI Hasilkan Suara Hiper Realistik dan Bernyanyi, HYBE Labels Investasi Jutaan Dollar di Supertone

- 16 April 2021, 12:17 WIB
Suara penyanyi Korea Kim Kwang Seok yang meninggal pada 1996 kembali ke panggung menggunakan teknologi AI, dari tangkapan layar kanal youtube South China Morning Post.
Suara penyanyi Korea Kim Kwang Seok yang meninggal pada 1996 kembali ke panggung menggunakan teknologi AI, dari tangkapan layar kanal youtube South China Morning Post. /youtube.com South China Morning Post

 

KABAR WONOSOBO― Pada Februari 2021 lalu, HYBE, label yang menaungi grup K-Pop BTS berinvestasi 4 Miliar KRW (Rp52,2 Miliar) di perusahaan AI yang fokus ke suara, Supertone.

Supertone adalah salah satu perusahaan besar yang turut membangun industri K-Pop sejak peluncuran pertama pada Oktober 2020.

Hal itu diungkapkan sebagai langkah awal yang digunakan untuk mencari peluang baru di industri AI.

Baca Juga: BTS Rilis Line-Up untuk Bang Bang Con 2021, ARMY Bisa Nonton Gratis Lewat BANGTAN TV

Teknologi yang ditawarkan Supertone sendiri di antaranya adalah menciptakan suara hiper-realistik yang dapat bernyanyi.

Sederhananya, sitem Supertone meniru dan memadukan suara-suara. Sistem mereka dapat mempelajari suara manusia, dan melakukannya lebih cepat daripada sistem yang pernah dibuat sebelumnya.

Lebih lanjut, Supertone mampu memadukan apa yang dipelajari dan membuat suara baru yang hampir tidak bisa dibedakan dengan suara asli.

Baca Juga: BTS IS COMING Rajai Trending Twitter, ARMY Sambut Rencana comeback BTS yang Dijadwalkan Mei 2021

Perusahaan startup AI akhir-akhir ini menjadi permainan baru yang mengubah industri hiburan, apalagi dengan adanya pandemi Covid-19.

Ketika teknologi mereka dipublikasikan tahun lalu, banyak perusahaan dari seluruh dunia yang datang untuk bernegosiasi untuk bekerjasama, HYBE adalah salah satu dari mereka.

Co-founder dan COO Supertone, Choi Hee Doo, ketika wawancara Korea Herald pada akhir Maret, menyebut bahwa pandemi Covid-19 telah mengubah industri hiburan, khususnya di bidang musik.

Baca Juga: YG Entertainment Nyatakan Siap Menguasai Bisnis Fandom secara Penuh, Gandeng HYBE Labels

Konser-konser offline yang dibatalkan karena pandemi telah membuat banyak penggiat industri musik beralih ke sistem online. Namun, dalam prosesnya pendengar akan mengenali ‘gap’ yang terjadi antara ‘suara asli’ dan ‘suara hampir asli’ dari siaran online tersebut.

Supertone dengan memanfaatkan teknologi AI tersebut telah membuka kesempatan bisnis di tengah kondisi demikian.

Wawancara tersebut turut menghadirkan CEO Supertone, Lee Kyo Gu, yang mengambil tempat di basis tempat Supertone. Tepatnya di Pangyo 2nd Techno Valley, kompleks perusahaan startup yang dibangun pemerintah di Panggyo, Provinsi Gyeonggi.

 Baca Juga: Rencana HYBE Labels Kuasai Saham Ithaca Holdings, CEO Bang Si Hyuk Bocorkan Rencana ke Pasar Global

Suara AI menyampaikan emosi

Teknologi yang memadukan suara mungkin bukanlah hal baru, dengan tekonologi AI, suara akan menjadi pusat dari bisnis baru di industri hiburan.

Tahun lalu, SM Entertainment bekerjasama dengan SK Telecom dengan mengeluarkan speaker AI yang menggunakan suara dari member grup K-pop Red Velvet dan NCT.

Pada bulan Februari, perusahaan game, NCSoft, mulai mengeluarkan layangan panggilan virtual untuk platform komunitas penggemar mereka ‘Universe’ yang memungkinkan para penggemar mampu berkomunikasi dengan idol masing-masing menggunakan teknologi AI.

Baca Juga: Musik Dunia Pekan ini, Ariana Grande di The Voice hingga Krjasama HYBE Ent dengan Label Justin Bieber

Namun, Supertone lebih dari itu. Kunci yang dimiliki Supertone adalah teknologi memadukan suara nyanyian. Choi Hee Doo mengungkapkan sebagai ‘ilustrasi dari sebuah emosi’.

Mereka telah mengatasi batasan dari “uncanny valley” yang mengacu pada penurunan emosi positif ketika melihat objek atau robot yang menyerupai manusia di titik tertentu.

Bulan Februari lalu, Supertone menunjukkan teknologi mereka dengan membawa kembali suara penyanyi Korea Selatan, Kim Kwang Seok, dalam sebuah program televisi.

Baca Juga: Fokus ke K-Pop, SM Entertainment Mendirikan SM Studios dalam Rekonstruksi Anak Perusahaan

Melalui show tersebut, sistem Supertone juga mempelajari suara aktris musikal Ock Joo Hyun langsung di panggung dan memproduksi suaranya, bukan meniru, tapi bernyanyi secara independen dengan suara tiruan.

Era baru hiburan virtual

SM dan JYP dengan cepat mengeluarkan serial konser virtual “Beyond Live” melalui platform streaming dari Naver, V Live.

Sementara HYBE dengan mengerikan memperluas penggunaan platfowm Weverse tahun lalu. HYBE juga baru saja mengintegrasi V Live ke dalam Weverse yang menandai dimulainya komunitas penggemar K-pop.

Pertemuan para penggemar juga berubah ke sistem online, mendorong platform avatar Zepeto dari Naver untuk memenangkan investasi dari HYBE dan YG Entertainment.

Baca Juga: Gagal Bawa Pulang Piala Grammy Awards, BTS Masih Optimis Bisa Memenangkan Brit Award

Hambatan yang ada dalam industri hiburan tradisional dengan mudah diatasi dengan cepat, ungkap Choi. Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan sudah memanfaatkan platform online mereka untuk membuat konten, saling berkompetisi.

Lee Kyo Gu sendiri percaya bahwa Supertone mampu mengatasi kendala yang dialami oleh penggemar yang menikmati konser online. Salah satunya, mereka akan mampu membuat konten yang dihadirkan akan dinikmati dengan mudah melalui gawai.

Teknologi AI yang digunakan Supertone memungkinkan audien mendengar para idola mengucapkan nama mereka. Seperti menyanyikan “Happy Birthday” untuk mereka. Sementara penggemar dari luar negeri akan dapat mendengar lagu K-Pop dengan suara asli si penyanyi, tapi dalam mereka.

Baca Juga: Pendapatan Netflix Korea Naik 200 Persen Lebih di Masa Pandemi, Investasi 7 Triliun Rupiah di konten Korea

Teknologi Supertone juga datang dengan trend baru “digital artist” yang hanya hadir di ranah virtual. Perusahaan game dan hiburan, termasuk partner utama Supertone, sudah memperkenalkan beberapa “virtual artist” tersebut.

Termasuk idol virtual dari Riot Games ‘K/DA’ dan Aespa dari SM Entertainment, sebuah girlgroup hibrid yang menghadirkan member asli dan virtual.

Lee Kyo Gu menjelaskan tentang sistem AI Supertone mampu menghasilkan suara yang benar-benar baru untuk mencocokkan dengan karaktert virtual. Caranya yaitu dengan mencampurkan beberapa suara penyanyi sekaligus.

Baca Juga: Nominasi 57th Baeksang Art Awards Diumumkan, K-Drama TV Mendominasi Daftar Pemenang

Mereka mengklaim akan lebih baik daripada penyanyi sebenarnya yang bernyanyi di belakang karakter virtual tersebut.

Lebih lanjut, wawancara tersebut juga menyebut bahwa suara AI tidak hanya untuk memperluas peluang bisnis. Namun akan membebaskan perusahaan dan artis dari risiko yang mungkin datang.

Kepopuleran idol K-pop tidak menutup kemungkinan kecelakaan tak terduga. Meski tidak dapat diganti, suara yang disintesis merupakan solusi efektif untuk menghadari risiko tersebut.***

Editor: Erwin Abdillah

Sumber: koreaherald.com


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah