Teknologi yang kini tengah dikembangkan melalui iPhone tersebut menggunakan serangkaian sensor untuk mendeteksi kondisi mental pengguna.
Sensor tersebut akan mengambil data pengguna berdasarkan tingkat mobilitas, aktivitas fisik, kebiasaan tidur, cara mengetik, dan beberapa hal lain yang tidak disebut.
Data yang didapat dari sensor kemudian diolah menjadi algoritma yang akan mendeteksi keadaan mental pengguna.
Menariknya, diagnosa yang didapat melalui algoritma di iPhone tersebut tidak akan dikirim ke server pusat Apple.
Hal tersebut diakui Apple digunakan sebagai langkah untuk tetap menjaga privasi masing-masing pengguna.
Faraz Hussain, pimpinan BiAffect, sebuah proyek penelitian akademisi di Universitas Illinois Chicago, menyatakan bahwa teknologi yang tengah dikembangkan Apple tersebut dapat menjadi alat deteksi ampuh bagi orang dengan gangguan neurologis dan suasana hati atau mood.
Baca Juga: Surat Kabar Apple Daily Hong Kong akan Ditutup Setelah Asetnya Dibekukan dan Pemiliknya Ditahan
“Sehingga pengguna akan mampu mendeteksi lebih awal dan mencegah kemungkinan terburuk,” ungkap Hussain.
UCLA menyampaikan bahwa penelitian mengenai stres, gangguan kecemasan, dan depresi telah dimulai sejak musim gugur tahun lalu melalui 300 pengguna Apple Watch dan iPhone.