"Studi PhD saya fokus pada AC di dalam mobil dan kami menerapkan teori yang sama ke stadion Piala Dunia tapi jelas dalam skala jauh lebih besar," kata Dr. Saud, seperti dikutip Kabar Wonosobo dari FIFA.com.
Teknologi pendingin udara tersebut ditenagai menggunakan energi surya, kemudian udara luar yang masuk didinginkan dan kemudian didistribusikan melalui perangkat di tribun dan pipa besar di sisi lapangan.
Sistem itu diawasi oleh beberapa pekerja yang memang memiliki keahlian di bidang teknik dan dipantau dengan komputer.
"Pendinginan titik ini maksudnya kami hanya mendinginkan area di mana orang memerlukannya, seperti di lapangan atau tribun. Setiap stadion didinginkan ke temperatur yang nyaman sekitar 20 derajat celsius," terang Dr. Saud.
Selama masa uji coba, pekerja memastikan sistem pendinginan ke lapangan bekerja dengan semestinya.
Baca Juga: PIALA DUNIA 2022: Pemain Iran Enggan Nyanyikan Lagu Kebangsaan Saat Tanding Kontra Inggris, Ada Apa?
Menariknya teknologi pendingin udara itu tidak dipatenkan oleh Dr. Saud agar bisa digunakan di negara lain.
"Teknologi ini berpotensi menjadi game changer bagi negara dengan iklim panas. Itu sebabnya saya memastikan siapapun dapat memakainya," kata Dr. Saud.
Dr. Saud mengaku sangat bangga bahwa teknologi dari Qatar ini dapat ditiru oleh negara dan bisnis lain.