Arboretum Kalianget Wonosobo Ditanami 300 Pohon di Gerakan Cinta Serayu

- 18 Juli 2022, 08:42 WIB
Gerakan kebersihan dan cinta Serayu dengan menanam serentak, di Taman Arboretum Kalianget, Jumat 15 Juli 2022.
Gerakan kebersihan dan cinta Serayu dengan menanam serentak, di Taman Arboretum Kalianget, Jumat 15 Juli 2022. /Kabar Wonosobo/ Erwin Abdillah
 

KABAR WONOSOBO - Permasalahan sedimentasi Sungai Serayu dinilai semakin memperihatinkan dengan kerusakan ekologis yang terjadi di banyak wilayah, terutama di Wonosobo.

Atas kondisi itu, Pemkab Wonosobo menginisiasi Gerakan Cinta Serayu sebagai tindakan konkrit dengan menggelar pencanangan penanaman pohon serentak di desa dan kecamatan se-Wonosobo.

"Harapannya melalui gerakan ini, lingkungan menjadi sehat dan bersih," tutur Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat saat membuka gerakan menanam serentak, di Taman Arboretum Kalianget, Jumat 15 Juli 2022. 

Agenda yang juga ditandai gerakan bersih-bersih di seluruh kecamatan se-Wonosobo pada pukul 8 hingga 11 pagi itu juga diisi dengan senam pagi dan pelepasan burung di kawasan arboretum Kalianget.
 
Arboretum Kalianget telah mulai diinisiasi pada tahun 2015 lalu dan menyiimpan ribuan jenis tanaman langka di Wonosobo.
 
"Persoalan kerusakan lingkungan harus diperhatikan dengan serius. Selain fokus di bantaran Sungai Serayu juga semua sungai di Kabupaten Wonosobo perlu selalu dirawat dan dijaga bersama-sama. Gerakan peduli alam ini juga dilakukan di lingkungan sekolah, sebagai proses pembelajaran peduli kelestarian alam yang lebih menyenangkan,” kata Afif. 
 
 
Bupati juga mengungkap bahwa masalah air adalah hal krusial bagi seluruh daerah.
 
"Hari ini kita masih cukup air. Jangan sampai air habis karena rusaknya serayu juga karena sedimentasi. Nantinya di SD dan SMP juga bisa digerakan untuk menanam hingga ke lingkungan kantor instansi se Wonosobo," katanya.
 
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Wonosobo Widi Purwanto menyebut pencanangan penanaman pohon serentak tersebut penting untuk terus dilakukan demi kelestarian lingkungan hidup yang terjaga. Selain penanaman pohon, Widi menyebut ada sesi pelepasan burung sebagai simbol kebebasan yang artinya bebas dari pencemaran udara dan sampah. 
 
“Selain menanam pohon, juga dilanjutkan dengan aksi pelepasan burung oleh bupati sebagai simbol kebebasan dari pencemaran udara dan sampah,” tegas Widi. 
 
Diakuinya, jumlah pohon yang ditanam di Taman Arboretum Kalianget sebanyak 300 pohon langka. Ia berharap, dapat mengedukasi dan memotivasi masyarakat Wonosobo bagaimana menjaga lingkungan agar tetap asri. Juga masyarakat dapat belajar pola penanaman yang baik. 
 
“Jumlah pohon yang ditanam sebanyak 300 pohon langka, saya harap masyarakat Wonosobo terus berupaya menjaga lingkungan agar tetap lestari, dan aksi peduli alam ini bisa dilakukan secara berkelanjutan” katanya. 
 
Arboretum, merupakan tempat penangkaran flora dan fauna langka yang ada di Wonosobo. Berdiri sejak tahun 2017, dengan prioritas untuk kepentingan studi. 
Diungkapkan kepala dinas Lingkungan Hidup Widi Purwanto bahwaArboretum Wonosobo memiliki luas 3.1 hektar dan dibangun untuk penangkaran tanaman-tanaman langka dengan visi musium hidup terbaik untuk tanaman koleksi dan tanaman langka.
 
"Harapannya ini juga menjadi obyek dan inspirasi riset dan ekowisata," kata Widi.***

Editor: Erwin Abdillah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x