Dijelaskan Vita, Wonosobo sebagai salah satu daerah penyangga pangan di Jawa Tengah pada komoditas hortikultura, saat ini memiliki banyak keuntungan diantaranya dengan ditetapkannya sebagai Kawasan food estate.
“Kami berupaya terus mendorong pemerintah melalui kementerian pertanian menyusun kebijakan sektor pertanian yang fokus pada penguatan dari hilir sampai dengan hulu. Juga terus mendorong dan memberikan pendampingan kepada kelompok tani serta memfasilitasi bantuan mulai dari tahap budidaya sampai dengan pengolahan pasca panen. Kami juga dorong petani muda dengan mengajak anak-anak muda masuk ke dunia pertanian,” tuturnya.
Perwakilan Dinas Pertanian Wonosobo, kabid perkebunan dan hortikulura Sumanto berharap bahwa Bimtek serupa bisa berlanjut dan efektif tingkatkan kapasitas petani.
“Salah satu daerah di jateng yang dipilih sebagai food estate adalah Wonosobo dan dimulai September 2023 hingga tahun mendatang. Mengingat ujung tombak keberhasilan adalah yang di lapangan. Dinas hanya fasilitasi berbagai program,” katanya.
Bpsip jateng terkait petani muda yang berusia 19-39 masuk millenial dibina agar berbagai program tercapai. Tentu butuh sarana prasarana termasuk mesin dan sebagainya. Termasuk alokasi alsintan dan untuk tarik mereka. Didukung KUR untuk pendanaan permudah hulu hingga hilir khususnya di sisi modal dan putus ijon.
Perwakilan Dirjen Hortikultura Kementan, Susilowati menyebut pihaknya bisa kunjungan ke lapangan dan lihat langsung kondisi untuk menampung masukan dan perbaikan.
“Kami berharap bisa tingkatkan kapasitas untuk komoditas hortikultura. Apalagi di Wonosobo jadi komoditas prioritas termasuk kentang, bawang merah, dan putih. Satu kebijakan pasti ada titik lemah maka butuh berbagai masukan,” katanya. ***