Petani Curhat di Sarasehan Potensi Lokal Wonosobo, Bedah Masalah Bersama Praktisi dan Diaspora

- 3 Maret 2024, 10:07 WIB
Sarasehan Gelar Potensi Lokal Wonosobo bagian dari rangkaian puncak peringatan HPN di Ruangan Dekranasda, Komplek Gerbang Mandala Wisata pada Sabtu, 2 Maret 2024
Sarasehan Gelar Potensi Lokal Wonosobo bagian dari rangkaian puncak peringatan HPN di Ruangan Dekranasda, Komplek Gerbang Mandala Wisata pada Sabtu, 2 Maret 2024 /Kabar Wonosobo/ Erwin Abdillah

KABAR WONOSOBO - Sarasehan bertajuk "Gelar Potensi Lokal Wonosobo" menjadi bagian dari rangkaian puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) di Ruangan Dekranasda, Komplek Gerbang Mandala Wisata pada Sabtu, 2 Maret 2024 sore.

Empat komoditas hasil pertanian khas lokal jadi topik utama diskusi, termasuk durian, tembakau, teh, dan kopi. Acara yang diselenggarakan oleh Komunitas Jurnalis Wonosobo (KJW) itu mendatangkan sejumlah narasumber baik perwakilan dari komunitas, instansi swasta, dan pemerintah daerah.

Keynote Speech dari Sekretaris Daerah Wonosobo, One Andang Wardoyo membuka sarasehan dengan berbagai poin penting tentang pertanian dan perkebunan Wonosobo. Panelis dalam sarasehan itu diantaranya Jurnalis Senior perwakilan Yayasan Diaspora Wonosobo Farid Gaban, ketua kadin Wonosobo Dwi Sukatman, dan Sekretaris Dispaperkan Sidik Widagdo.

"Ada beberapa hal yang sampai hari ini masih jadi PR Wonosobo, diantaranya masalah Branding yang bisa menaungi semua produk untuk angkat nama Wonosobo di luar, seperti dengan mengusung Kopi Wonosobo, biaya produksi yang cukup tinggi, zonasi untuk komoditas, hingga luasan lahan yang sangat minim," kata Andang.

Baca Juga: Gelar Potensi dan Kolaborasi di HPN Wonosobo 2024 Dibuka dengan Belah Duren di Gerbang Mandala Wisata

Ketua KJW, Muharno Zarka mengatakan, sarasehan tersebut merupakan serangkaian acara peringatan ke-78 Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2024. Alasan kegiatannya, untuk ikut andil dalam memberdayakan petani di Wonosobo.

"Untuk peringati HPN, kita adakan sarasehan yang memperbincangkan topik pertanian. Jurnalis juga harus ikut kontribusi untuk memperhatikan petani-petani lokal, karena Wonosobo ini daerah yang terkenal dengan hasil pertaniannya," kata Muharno Zarka.

Menurut Muharno, menyoal pertanian di sebuah diskusi-diskusi dinilai begitu penting, terlebih Wonosobo menjadi daerah yang ikonik dengan hasil buminya.

"Tema kita yang kita fokuskan mulai dari durian, kopi, tembakau, dan kopi, ini komoditas potensial. Pastinya jadi ikon Wonosobo, sehingga wisatawan tidak hanya kenal daerah kita karena keindahan alamnya, tapi juga kulinernya," ujarnya.

Baca Juga: Puncak HPN 2024 Wonosobo di Gelar Potensi Tembakau, Durian, Teh dan Kopi Lokal Dibuka 2 Maret

Sementara itu, Ketua Panitia HPN Agus Supriyadi mengungkapkan, produk-produk lokal Wonosobo memiliki nilai historikal kuat. Ia menyebutkan, komoditas kopi, tembakau, dan teh ada keterkaitannya dengan era kolonial.

"Kopi dan tembakau kita itu punya sejarah, terutama Teh Tambi, ini kan ada historisnya. Produk kita itu sudah ada semenjak era-era kolonial," ungkapnya.

Oleh karena itu, adanya jejak sejarah yang melekat tersebut diharapkan agar potensi-potensi lokal Wonosobo bisa terus eksis di tengah kemajuan zaman. Agus ingin, hasil bumi itu Wonosobo tak lekang waktu dan tetap jadi ciri khas daerah yang harus diperhatikan.

"Saya harap produk Wonosobo terus berkembang. Sayang sekali kalau tidak diperhatikan betul, karena melalui hasil pertanian ini kita bisa memperkenalkan Wonosobo ke dunia," tandasnya.

Baca Juga: Rangkaian HPN 2023 Wonosobo, tim KJW Lawan Forkompimda dalam Fun Futsal

Diskusi berlangsung lebih dari dua jam dan antusiasme peserta cukup tinggi dan mewakili berbagai elemen masyarakat seperti Diaspora Wonosobo, Ormas, Mahasiswa, Akademisi, Bisnis, dan tentunya media sebagai penyelenggara.***

Editor: Erwin Abdillah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah