Jelang Tahun Baru Islam, Berikut 4 Tradisi Masyarakat Indonesia dalam Merayakan 1 Muharram

9 Juli 2023, 14:54 WIB
Tradisi perayaan 1 Muharam atau tahun baru Islam, banyak selalu diwarnai aneka macam tradisi. /Instagram/@bambangsujarwanto/

KABAR WONOSOBO – Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam dan masih memegang erat tradisi.

Beberapa wilayah di Indonesia mempunyai tradisi unik dalam menyambut tahun baru hijriyah atau peringatan Satu Muharram.

Berikut tradisi unik dalam memperingati tahun baru Islam pada bulan Muharram yang masih dirayakan oleh Masyarakat Indonesia hingga saat ini.

Baca Juga: Mengenal Tari Lengger Punjen Dalam Tradisi Upacara Nyadran Tenongan Di Kabupaten Wonosobo

Ngadulag

Ngadulag merupakan sebuah acara dalam menyambut tahun baru Hijriah yang dilakukan oleh masyarakat Sukabumi.

Ngadulag sendiri berarti memukul bedug, dalam tradisinya masyarakat keliling kampung dengan memukul bedug untuk menyambut Muharram.

Selain itu, ada juga yang membuat acara ngadulag dalam bentuk lomba pukul bedug.

Baca Juga: Mengenal Festival Tradisi Lopis Raksasa di Krapyak Pekalongan, Pecahkan Rekor MURI!

Bubur Suro

Tradisi bubur Suro atau bubur Suran yang adakan oleh masyarakat Jawa Barat dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram.

Tepatnya di Gresik, penyajian dibuat secara terpisah antara bubur (merah dan putih) yang pelaksanaannya pada tanggal 1 Muharram.

Biasanya setiap daerah menyajikan bubur dengan lauk yang berbeda, ada yang ditambah kuah opor ayam, sambal goreng labu siam, 7 jenis kacang, butir jeruk atau delima, ketimun, dan lembaran daun bawang.

Bubur yang dibuat nantinya dibagikan ke tetangga sekitar rumah.

Baca Juga: Mengenal Tradisi Ruwatan, Budaya Potong Rambut Gimbal di Wonosobo

Kirab Kebo

Kirab Kebo atau Kebo Bule adalah tradisi masyarakat Solo dalam menyambut tahun baru Islam.

Dalam kirab kebo masyarakat menggiring kerbau putih (bule) yang diyakini menjadi hewan kesayangan Paku Buwono II.

Yang unik pada saat kerbau digiring, masyarakat berlomba menyentuh kotorannya. Bagi yang meyakini, jika berhasil melakukannya maka akan mendapat berkah.

 Baca Juga: Ballon Culture Festival Sukses Digelar Jaga Tradisi Sekaligus Keselamatan Penerbangan

Mubeng Benteng

Tanggal 1 Muharram dalam tradisi Jawa disebut 1 Suro, dimana pada malam harinya Jawa umumnya mempunyai tradisi masing-masing dalam merayakannya.

Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ada tradisi keraton yang disebut sebagai Mubeng Beteng.

Pada malam 1 Suro, seluruh abdi dalem Punokawan, Keprajan, dan Prajurit mengelilingi keraton dengan berpakaian lengkap tanpa keris dan alas kaki.

Selama berkeliling seluruh abdi dalem tidak boleh berbicara dan hanya diperkenankan untuk berdoa dengan suara pelan, baik untuk diri sendiri maupun keluarga.*** 

Editor: Agung Setio Nugroho

Tags

Terkini

Terpopuler