Demi melindungi Yoshiwara dari penjahat dan anak-anak, tempat tersebut dikelilingi oleh parit.
Pada abad ke-18, 3000 perempuan dari seluruh Jepang datang ke Yoshiwara.
Mayoritas dari mereka berusia 7 hingga 12 tahun yang dijual oleh keluarga mereka karena miskin.
Para perempuan tersebut lantas dididik untuk menjadi pelayan di rumah-rumah prostitusi.
Para perempuan yang bertahan bahkan dapat menjadi Oiran, tingkat tertinggi dari pekerja malam di Yoshiwara.
Oiran bahkan mendapat kesempatan untuk belajar banyak hal, seperti musik, seni, dan sejarah.
Beberapa bahkan menjalankan bisnis mereka sendiri dan menjadi kaya.
Pada 1893 tercatat lebih dari 9000 perempuan tinggal di bekerja di Yoshiwara.
Yoshiwara baru yang dikenal sebagai “Pulau Mengapung” tersebut mulai tumbang setelah Gerakan Anti Prostitusi disuarakan mulai 1958.