Berdasarkan bahasa, 'Parang' berasal dari kata 'Pereng' yang artinya adalah lereng. Perengan menggambarkan garis menurun dari tinggi ke rendah.
Motif Parang Rusak memiliki ciri khusus yaitu berbentuk "S" yang saling terjalin.
Lambang berbentuk S sendiri terinspirasi dari bentuk ombak yang memecah karang.
Konon, motif batik Parang Rusak terinspirasi dari ombak yang dilihat oleh Panembahan Senopati saat bertapa di Pantai Selatan.
Ombak melambangkan semangat yang tidak pernah padam, sehingga motif batik Parang Lereng atau Parang Rusak bisa bermakna semangat juang dan pantang menyerah.
Zaman dahulu, batik Parang Rusak juga dipakai oleh para pejuang perang sebagai penanda bahwa mereka telah memenangkan perang.
Sedangkan batik Parang Lereng memiliki makna ketangkasan, kewaspadaan, dan kontinuitas antara pekerja dengan pekerja lain.
Dalam adat Jawa, terdapat kepercayaan bahwa motif batik Parang Lereng dan Parang Rusak tidak boleh dikenakan pada pesta pernikahan karena dianggap dapat membawa perselisihan bagi pasangan yang baru menikah.