Pelecehan Seksual Bisa Terjadi Tanpa Memandang Kondisi, Apa yang Harus Dilakukan Jika Menimpa Kita?

11 Juni 2021, 12:47 WIB
Ilustrasi Perempuan korban kekerasan seksual Foto diambil dari laman /Pexels.com/ Mart Production

 

 

KABAR WONOSOBO ― Kasus pelecehan seksual bisa terjadi di mana pun tanpa memandang kondisi dan latar belakang pelaku, korban, bahkan waktu dan tempatnya.

Kasus pelecehan seksual menjadi trending topic setelah nama Gofar Hilman mendapat tuduhan sebagai pelaku oleh pemilik akun Twitter @quweenjojo.

Komnas Perempuan menyatakan sikap terkait permasalahan tersebut melalui pernyataan pers pada 10 Juni 2021 yang berisi mengenai apresiasi terhadap keberanian korban, sekaligus mengkritisi tindakan beberapa pihak yang masih menyalahkan perempuan sebagai penyitas.

Baca Juga: Kalis Mardiasih Berbagi 3 Cara Mencegah Pelecehan Seksual di Ruang Publik

Terkait perempuan korban kekerasan seksual, Komnas Perempuan menilai selama ini dikarenakan masih dijadikan obyek seksual dan sering diminorkan. Tak hanya itu, payung hukum di Indonesia juga masih belum memadai.

Namun, masyarakat dapat belajar memberikan empati dan mendukung korban untuk menanggulangi permasalahan tersebut.

Selain itu, beberapa cara ini juga harus dilakukan jika mendapati orang terdekat mengalami tindak pelecehan seksual berdasarkan edukasi.

Jadilah Pendengar yang Baik dan Jangan Bertindak Gegabah

Kasus korban Gofar Hilman menjadi salah satu contoh penyitas pelecehan seksual yang berani mengatakan pengalaman nahas yang mereka terima.

Baca Juga: Komnas Perempuan Merespon Dugaan Kasus Pelecehan Seksual Gofar Hilman, Belum Ada Payung Hukum Memadai

Banyak media yang melaporkan bahwa banyak penyitas kekerasan seksual yang enggan untuk mengungkapkan pengalaman buruk tersebut dengan berbagai hal, salah satunya adalah takut.

Jika ada orang terdekat yang menjadi korban dan berkenan untuk berbagi cerita, maka yang harus dilakukan adalah menjadi pendengar yang baik terlebih dahulu.

Penyitas kekerasan seksual sangat rentan mengalami trauma, karena itu sudah tugas orang-orang di sekitar untuk mendengar apa yang mereka bicarakan.

Jangan dulu bertanya mengenai detail yang mereka terima. Cukup dukung dengan mendengarkan pengalaman mereka.

 Baca Juga: Gofar Hilman Sebut Siap Selesaikan Masalah Secara Hukum, Soal Tuduhan Pelaku Pelecehan Seksual

Cukup Percaya Terlebih Dahulu

Cuitan Twitter Gofar Hilman yang berisi tentang pengingkaran akan tuduhan pelecehan seksual yang ia lakukan juga direspon dengan berbagai hal, termasuk menaruh curiga terhadap korban dan mendukung tindakan eks co-founder Lawless Jakarta tersebut.

Salah satu ketakutan para korban kekerasan seksual enggan untuk berbicara adalah karena adanya rasa takut, bahwa mereka tidak akan dipercaya.

Apa yang harusnya diterima oleh para penyitas hanya dipercaya, didukung, dan dilindungi.

Yakinkan Korban

Tidak ada satu pun orang yang ingin menjadi korban kekerasan seksual, karena itu kejadian nahas tersebut pasti akan sangat membekas.

Baca Juga: Pelapor Dugaan Pelecehan Gofar Dapat Banyak Dukungan, Mulai Fiersa Besari hingga Hannah Al Rashid

Hal tersebut sangat memungkinkan bahwa korban akan menderita secara fisik dan psikis.

Pendamping korban kekerasan seksual hendaknya memperhatikan dua hal tersebut.Yakinkan para korban bahwa hal nahas yang terjadi tersebut bukan salah mereka.

Apabila perlu, para korban juga lebih baik dibawa kepada petugas medis yang berkepentingan, seperti psikolog.

Hargai Privasi Korban

Perempuan korban kekerasan seksual masih menjadi obyek seksual dan seringkali diminoritaskan.

Baca Juga: Lawless Jakarta Keluarkan Gofar Hilman Menyusul Tuduhan Kasus Pelecehan Seksual Trending di Twitter

Hal tersebut dipicu lantaran budaya patriarki yang masih mendarah daging di Indonesia, sehingga jika kekerasan seksual terjadi, maka perempuan akan dengan mudah dituduh sebagai pemicu.

Karena itu, banyak korban yang lebih memilih untuk diam. Hal ini harus diperhatikan oleh semua orang yang mendengar ceritanya.

Hendaknya, jika informasi tersebut akan disebarluaskan, maka izin dari korban yang bersangkutan haruslah ada.

Baca Juga: Heboh, Seseorang Mengaku Korban Bullying dan Pelecehan Seksual Semasa Sekolah, Ji Soo Klarifikasi di IG

Pastikan pula tidak langsung berhadapan dengan pelaku. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga keamanan para penyitas.***

 

Editor: Erwin Abdillah

Sumber: komnasperempuan.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler