KABAR WONOSOBO – Depresi merupakan kondisi yang banyak dialami oleh masyarakat dunia dibandingkan dengan penyakit-penyakit lain.
Namun ketika mengalami depresi sebagian orang tidak menyadari bahwa dirinya sedang mengalami depresi.
Akibat dari depresi yang diabaikan bisa merubah pola pikir seseorang untuk melakukan hal yang membahayakan diri, bahkan seperti tindakan bunuh diri.
Sehingga tidak heran rumor beredar di tengah masyarakat banyak yang salah paham mengenai cara menangani depresi sebagai salah satu penyebab bunuh diri.
Adanya tindak bunuh diri yang diawali depresi disebabkan karena tidak adanya Pendidikan mengenai kesehatan mental dalam menghadapi suatu masalah baik dalam Pendidikan formal maupun non formal.
Berikut mitos atau fakta yang terjadi sebelum seseorang menginginkan untuk bunuh diri.
- Adanya perubahan sikap
Seseorang yang ingin melakukan bunuh diri, secara tidak langsung menunjukkan tanda-tanda yang tidak bias dikenali secara langsung seperti menjauh dari pergaulan, dan sikapnya menjadi tertutup.
- Faktor psikologis, biologis dan sosial
Baca Juga: Diduga Bunuh Diri karena Depresi, Gadis 23 Tahun Nekat Lompat ke Sungai Galuh Kalikajar Wonosobo
Keinginan bunuh diri muncul disebabkan karena berbagai macam faktor psikologis, biologis dan sosial yang berkaitan satu sama lain sehingga mempengaruhi pemikiran seseorang untuk melakukan bunuh diri.
- Bunuh diri untuk mencari perhatian
Jika ada orang yang beranggapan bahwa bunuh diri hanya untuk mencari perhatian adalah persepsi yang salah.
Karena saat seseorang mengalami rasa sakit yang besar maka akan kehilangan kemampuan untuk mengatur emosi negatif.
Sehingga mereka membutuhkan pertolongan sesegera mungkin karena sedang mengalami kecemasan, depresi, putus asa dan merasa tidak memiliki solusi apa pun.
- Orang yang pengetahuan agamanya tinggi tidak akan bunuh diri
Kepercayaan seseorang dengan Tuhan dapat menjadi motivasi untuk tetap hidup dalam kondisi apapun.
Ketika berdoa dan aktif dalam kegiatan rohani dapat membantu menjaga kesehatan mental.
Namun anggapan itu dilemahkan oleh seorang pemuka agama yang melakukan bunuh diri.
Sehingga adanya orang bunuh diri bukan karena alasan kurang beriman dan kurangnya pengetahuan agama.
- Orang bunuh diri memiliki gangguan jiwa sebelumnya
WHO menyatakan bahwa meskipun depresi merupakan salah satu faktor risiko bunuh diri yang signifikan, tetapi gangguan jiwa tidak selalu hadir dalam setiap kasus bunuh diri, dan tidak semua orang dengan gangguan jiwa selalu berpikiran untuk bunuh diri.***