Medusa, Athena, dan Poseidon dalam Lingkar Pelecehan Seksual yang Diangkat Penyalin Cahaya

22 Januari 2022, 09:30 WIB
Penyalin Cahaya angkat mitologi tentang Medusa yang jadi korban pelecehan seksual Poseidon /Instagram/ @penyalincahaya

KABAR WONOSOBO― Film Penyalin Cahaya garapan Wregas Bhanuteja menarik perhatian dengan mengangkat mitologi Yunani.

Medusa, makhluk mistis dalam mitologi Yunani digunakan oleh Penyalin Cahaya guna menggambarkan nasib korban pelecehan seksual.

Medusa merupakan penyintas pelecehan seksual oleh Poseidon yang berubah menjadi monster mengerikan karena Athena.

Sama seperti Sur (Shenina Cinnamon) dalam film Penyalin Cahaya yang mendapatkan stigma negatif setelah menjadi korban pelecehan seksual.

Baca Juga: Cerita Asli Medusa dalam Film Penyalin Cahaya, Korban Pelecehan Seksual yang Berubah Jadi Pelaku

Melalui literatur modern, Medusa lebih dikenal sebagai monster wanita dengan kepala dipenuhi ular-ular melata.

Medusa juga mampu mengutuk pria yang menatap matanya menjadi batu.

Mitologi Yunani menceritakan Medusa berakhir di tangan Perseus yang berhasil memenggal kepalanya.

Tak tanggung-tanggung, kepala Medusa yang dipenuhi ular juga dijadikan piala.

Cerita Medusa kembali diangat oleh Wregas Bhanuteja dalam film Penyalin Cahaya.

Memiliki tema kasus pelecehan seksual, Penyalin Cahaya mengadopsi mitologi Yunani, yaitu Medusa dalam ceritanya.

Medusa dimunculkan dalam permainan yang dilakukan oleh kelompok teater Mata Hari.

Kejadian tersebut menjadi awal masalah yang harus dihadapi Shenina Cinnamon di sepanjang cerita.

Baca Juga: NME Sebut Penyalin Cahaya sebagai Film Thriller Indonesia untuk Komentar Sosial yang Tajam

Pada dasarnya, dapat dibilang bahwa Shenina Cinnamon memerankan tokoh Sur yang dilabeli stigma oleh orang lain setelah dilecehkan.

Sama seperti Medusa yang dilabeli stigma miring hingga dikutuk Athena setelah mengalami pelecehan oleh Poseidon.

Medusa dilecehkan oleh Poseidon di kuil Athena.

Mengetahui hal tersebut, Athena yang marah karena kuilnya ‘jadi tempat berbuat hal tak senonoh’ lantas mengutuk Medusa.

Padahal, selain karena Medusa merupakan salah satu kesayangannya, Athena harusnya paham bahwa Poseidon-lah yang bersalah.

Posisi Athena dalam kasus pelecehan seksual disebut sebagai Bystander Effect, sebuah fenomena psikologis ketika seseorang ‘enggan’ untuk membantu orang lain yang sedang membutuhkan.

Selain Athena, orang-orang di sekitar mereka pun menjadi bagian dari Bystander Effect tersebut.

Medusa sebagai korban juga tidak mampu berbuat banyak, karena ia telah terlebih dahulu ‘dicap’ negatif.

Pihak lain dengan pengaruh terbesar atas Medusa yaitu Poseidon, Dewa Laut dalam Mitologi Yunani yang memerkosa Medusa di kuil Athena.

Poseidon menjadi contoh untuk menggambarkan adanya relasi kuasa yang berpengaruh pada kasus pelecehan seksual.

Baca Juga: Miris! Korban Kekerasan Seksual di Indonesia Sering Berubah Jadi Pelaku karena Relasi Kuasa. Apa Itu?

Sama halnya dengan yang dialami oleh Sur dalam film Penyalin Cahaya.

Shenina Cinnamon memerankan sosok gadis yang sama sekali tidak memiliki kuasa apapun.

Shenina Cinnamon menjadi Sur di film Penyalin Cahaya yang langsung dilabeli ‘nakal’ oleh kedua orangtuanya.

Pihak kampus juga langsung mencabut beasiswa Sur tanpa mau melakukan penyelidikan lebih lanjut.

Penyalin Cahaya kembali mengangkat lingkaran kasus pelecehan seksual dari mitologi Yunani, yaitu Medusa, Athena, dan Poseidon.

Penyalin Cahaya sendiri merupakan film bertema pelecehan seksual sekaligus film panjang pertama Wregas Bhanuteja.

Sempat terkena kontroversi lantaran Henricus Pria, penulis skenario Penyalin Cahaya, diduga jadi pelaku pelecehan seksual, film yang memenangkan 12 Piala Citra 2021 tersebut telah dirilis di Netflix.***

Editor: Khaerul Amanah

Sumber: Netflix psychologytoday.com wbur.org

Tags

Terkini

Terpopuler