Kata Psikiater Tentang 'Baby Blues' yang Bisa Sebabkan Depresi

22 Februari 2023, 20:44 WIB
Kata Psikiater Tentang 'Baby Blues' yang Bisa Sebabkan Depresi. /Freepik

KABAR WONOSOBO – Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa (Psikiater) dari RSUP Persahabatan dr. Tribowo T. Ginting mengatakan baby blues syndrome yang tidak ditangani bisa berpotensi berkembang menjadi depresi.

Baby blues syndrome merupakan perasaan sedih yang dialami ibu di masa awal setelah melahirkan.

Menurut Tribowo, baby blues syndrome sebenarnya wajar terjadi. Karena setelah melahirkan, ibu akan mengalami penurunan hormon.

Baca Juga: Kental Manis Jadi Salah Satu Penyebab Stunting, Ini Kata Dokter Anak

“(Baby blues syndrome) akan jadi masalah kalau tidak tertangani, nanti berkelanjutan menjadi gejala depresi postpartum,” kata Tribowo seperti dilansir Kabar Wonosobo dari ANTARA.

Selain itu, baby blues juga bisa terjadi karena masalah yang ibu alami selama masa kehamilan, yang menyebabkan ibu merasa sedih, tertekan, atau rasa tidak nyaman.

Baby blues biasanya berlangsung selama satu minggu. Jika baby blues terjadi lebih dari dua minggu, maka ada kecurigaan kondisi ini telah berkembang menjadi depresi.

Baca Juga: Cara Cegah Anak Menjadi Korban Kekerasan Seksual Menurut Psikolog

“Biasanya dalam waktu seminggu kurang itu baby blues sudah hilang. Gejala-gejalanya bisa saja seperti sedih, tapi tidak berlangsung lama, tidak memenuhi kriteria depresi. Jika melebihi waktu dua minggu, maka memenuhi kriteria depresi," tambah Tribowo.

Pada kasus berat, baby blues juga dapat berkembang menjadi psikosis postpartum. Seperti munculnya halusinasi atau marah-marah berkelanjutan. Hal itu yang harus diperhatikan bila baby blues tidak ditangani secara serius.

Untuk mencegah hal itu terjadi, keluarga memiliki peran penting untuk menciptakan suasana nyaman bagi ibu yang baru melahirkan. Selain itu, ibu juga perlu istirahat yang cukup dan menyempatkan diri untuk me-time.***

Editor: Arum Novitasari

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler