Apa yang Terjadi pada Tubuh Setelah Konsumsi Makanan Pedas?

17 Oktober 2023, 12:39 WIB
Efek konsumsi makanan pedas pada tubuh. /Ilustrasi dari Pixabay/englishlikeanative/

KABAR WONOSOBO - Makanan pedas menjadi santapan favorit bagi banyak orang. Sensasi pedas dipercaya membuat makanan menjadi jauh lebih nikmat untuk disantap. Menyantap makanan pedas bisa menimbulkan berbagai reaksi, seperti sensasi kesemutan di lidah dan bibir, serta berkeringat. Konsumsi makanan pedas juga memiliki efek baik dan buruk bagi tubuh. Berikut beberapa efek yang terjadi pada tubuh ketika mengkonsumsi makanan pedas.

Tubuh Berkeringat

Berkeringat menjadi salah satu reaksi tubuh yang paling umum terjadi ketika seseorang mengonsumsi makanan pedas. Hal tersebut disebabkan karena beberapa makanan pedas mengandung senyawa yang mengikat reseptor saraf di sepanjang saluran pencernaan. 

Cabai sebagai sumber rasa pedas mengandung senyawa bernama capsaicin yang mengikat reseptor saraf ketika dimakan dan kemudian mengirim sinyal rasa sakit ke otak. Selain cabai, capsaicin juga ditemukan dalam merica, lobak, dan mustard meski efeknya tidak sekuat cabai. 

Saraf mengirim sinyal ke otak serupa sinyal ketika orang bersentuhan dengan api, itulah sebabnya tubuh mulai berkeringat dan memerah sebagai cara untuk mendinginkan tubuh. 

Baca Juga: Rekomendasi Menu Idul Adha 2023: Kalio Daging Pedas yang Empuk dan Kaya Rasa Ala Devina Hermawan

“Capsaicin membodohi tubuh Anda dengan berpikir bahwa suhu telah meningkat, sehingga otak Anda berpikir bahwa ia perlu mengeluarkan panas,” kata dr. Julius dikutip Kabar Wonosobo dari New York Times. 

“Pada manusia, kita kebanyakan melakukannya dengan berkeringat,” tambahnya. 

Gangguan Pencernaan

Mengonsumsi makanan pedas dalam jumlah yang tidak berlebihan umumnya akan aman bagi tubuh. Namun, jika berlebihan dapat menyebabkan peradangan di area pencernaan. Akibatnya, seseorang bisa merasa mulas, sakit perut, hingga diare. Penderita sakit maag lebih rentan terhadap nyeri perut yang lebih parah. 

Percepat Metabolisme Tubuh

Baca Juga: Resep Tumis Cabai Hijau Daging Kurban Iduladha: Empuk, Pedas dan Wangi

Meski harus dilakukan penelitian lebih mendalam, tetapi sebuah penelitian menyebut bahwa konsumsi makanan pedas dapat mempercepat metabolisme. Misalnya, sebuah penelitian menemukan bahwa mengonsumsi suplemen capsaicin setiap hari (mengandung jumlah yang sama dalam empat atau lima cabai habanero) mempercepat metabolisme, di mana partisipan membakar setara dengan 200 kalori ekstra per hari selama periode 14 minggu.

Selain itu, dalam sebuah penelitian pada tahun 2022 yang melibatkan lebih dari 6.000 orang dewasa, para ilmuwan menemukan bahwa asupan cabai dikaitkan dengan pengurangan penumpukan kalsium di dinding arteri koroner, yang memasok darah ke jantung.

Meski demikian, hasil penelitian mengenai manfaat dari konsumsi makanan pedas tersebut harus diuji dan dikaji lebih jauh. 

Reaksi Ekstrem

Konsumsi cabai yang sangat pedas dapat menyebabkan reaksi ekstrem pada tubuh, seperti sakit kepala dan muntah-muntah. Jika seseorang mengonsumsi makanan yang sangat pedas, dianjurkan untuk konsumsi makanan dengan kandungan lemak tinggi, seperti susu atau krim asam. 

Capsaicin adalah senyawa yang larut dalam lemak, artinya capsaicin tidak akan larut dalam air tidak peduli seberapa banyak air yang diminum.

Baca Juga: 5 Tempat Makan yang Terkenal dengan Menu Makanan Super Pedas di Indonesia

“Makan sesuatu yang mengandung lemak membantu menarik capsaicin keluar dari jaringan Anda saat Anda kesakitan,” kata dr. Julius. Lain halnya dengan air yang biasanya tidak akan memberikan manfaat untuk mengatasi hal tersebut. Lebih lanjut, dr. Julius menyarankan agar memahami batas seberapa jauh tubuh dapat mentolerir tingkat kepedasan. ***

Editor: Khaerul Amanah

Sumber: The New York Times

Tags

Terkini

Terpopuler