Network
KABAR WONOSOBO - Najwa Shihab membagikan kegiatan olahraga lari yang baru-baru ini dia lakukan. Menurut dia, lari adalah olahraga yang perlu konsistensi.
Dia menjelaskan jika rutinitas lari baru beberapa bulan dia lakukan dan masih berat dengan jarak yang tidak terlalu jauh.
"Dan masih berat. Lari saya masih pelan. Belum bisa jarak terlalu jauh, napas juga kerap berantakan. Tiap kelar lari rasanya badan rontok. Larinya cuma 1 jam tapi pegel2nya bisa sehari semalem." tulis Najwa Shihab di akun Instagram pada Jum'at 22 Oktober 2021.
Baca Juga: 10 Manfaat Pisang Bagi Kesehatan yang Wajib Kamu Ketahui
Najwa mengakui jika lari bukanlah olahraga yang instan. Untuk lari dia harus, tidak bisa langsung lari kencang. Menurutnya lari kencang diawal hanya bertahan sebentar.
"Saya latihan sabar. Gak bisa langsung lari kencang. Percuma ngebut di awal kalau cuma tahan sebentar dan rontok di belakang. Belajar sabar (dan pasrah) kalau harus ketinggalan terus tiap lari rame2." imbuhnya.
"Saya belajar kenal kekuatan badan. Memang gak bisa langsung jauh. Dikit-dikit tambah jarak. Cicil kekuatan dan tenaga. Tiap latihan beda-beda dan progressnya juga gak langsung keliatan. Dan ini yang rasanya bikin mau goleran aja di jalanan."
Kendati lari menjadi olahraga yang berat. Namun dia tidak pantang menyerah. Dia selalu mencari alasan kenapa tidak lari hari ini, agar dapat konsisten melanjutkan rutinitas lari.
"Saya melatih persistensi. Jadwal rutin, latihan berkala, atur waktu dan kumpulkan 'PR' lari, itu memang perlu konsistensi. Saya sebetulnya punya list alasan "kenapa gak papa gak usah lari hari ini". Dan ujian terberat saya adalah gak tergoda pakai list alasan itu tiap kali males lari."
Selain itu presenter acara Mata Najwa ini mengabarkan akan mengikuti lari jarak 10 kilometer di Bandung. Dia membeberkan perasaan tidak sabar sekaligus agak insecure.
Baca Juga: Cara Ampuh Mengatasi Mata Merah yang BIsa Dilakukan di Rumah
"Minggu tgl 24 Oktober nanti untuk pertama kali dalam hidup (maapin lebay) saya akan ikut race di Bandung. 10 KM. Jarak paling pendek. Memang baru sanggupnya segitu. Deg-degan dan udah agak panik dari minggu lalu. Tapi trus inget-inget lagi, yang perlu dikejar bukan waktu atau jarak tapi belajar untuk percaya pada kekuatan diri dan pikiran."
"Jadi, Bismillah. Mari kita lomba lari. Semoga kelar sebelum peluit panjang (eh ini kalau main bola yak)." tutupnya.***
