- Menerapkan banyak aturan
Strict parents merasa bahwa semakin banyak aturan yang diterapkan untuk anak maka itu akan memberikan rasa disiplin pada anak.
Namun, konsep ini justru tidak baik untuk anak karena bukannya menjadi disiplin justru anak merasa tertekan.
Sebaiknya, tetapkan sedikit aturan namun tetap konsisten untuk menjalankannya sehingga terasa ringan.
Baca Juga: 4 Fakta Unik Gen Orang Tua yang Diturunkan Kepada Anaknya, Lebih Dominan Ibu atau Ayah?
- Reaktif secara emosional
Orang tua strict parents terkadang bereaksi terlalu berlebihan, bisa diartikan ‘dramatis’ atau tidak dapat diprediksi kemarahannya.
Orang tua yang terlalu otoriter biasanya memposisikan anak sebagai orang yang bertanggung jawab atas pemenuhan kebutuhan orang tua, terutama kebutuhan emosional.
“Gara-gara kamu nih, kerjaan mama jadi nggak beres”, “Kamu sih, nangis terus, mama jadi emosi deh dengernya!”, kalimat seperti ini lah yang sering diucapkan orang tua yang otoriter.
- Mengancam anak
Sementara kebanyakan orang tua merasa bersalah, mereka yang memiliki gaya parenting ‘strict’ akan memberikan ancaman pada anak tanpa ragu.
Sebagai contoh, mereka akan mengatakan “ Bersihkan kamarmu sekarang atau mama akan membuang semua mainan ke tempat sampah!”.