Mengapa Overthinking Membuat Lelah? Ahli Jelaskan Alasannya

- 7 Februari 2023, 13:15 WIB
Ilustrasi./lelah mental.
Ilustrasi./lelah mental. /Pixabay/

KABAR WONOSOBO - Meskipun kerja fisik yang berat dapat membuat seseorang lelah, namun faktanya ada yang juga merasa lelah ketika hanya duduk diam dan berpikir.

Para peneliti telah menemukan mengapa duduk sambil overthinking atau berpikir keras selama berjam-jam juga membuat seseorang merasa lelah.

Temuan, yang dilaporkan dalam Current Biology, menunjukkan bahwa ketika kerja kognitif yang intens diperpanjang selama beberapa jam dapat menyebabkan produk sampingan yang berpotensi beracun menumpuk di bagian otak yang dikenal sebagai korteks prefrontal.

Baca Juga: Tak Ganti Penampilan, Yoo Jae Suk Bergurau Stylist Kim Jong Kook Stres

Peneliti dari Universitas Pitie-Salpetriere di Paris, Prancis menjelaskan bahwa kelelahan merupakan semacam ilusi.

"Teori berpengaruh menunjukkan bahwa kelelahan adalah semacam ilusi yang dibuat oleh otak untuk membuat kita menghentikan apa pun yang kita lakukan dan beralih ke aktivitas yang lebih memuaskan," kata Mathias Pessiglione dari universitas tersebut.

Temuan ini juga menunjukkan kerja kognitif dapat mengumpulkan zat berbahaya hingga muncul kelelahan.

Baca Juga: Lirik dan Terjemahan Lagu Can't Control Myself Taeyeon Ceritakan Depresi, Rilis Hari Ini

"Tapi temuan kami menunjukkan bahwa kerja kognitif menghasilkan perubahan fungsional yang sebenarnya -- akumulasi zat berbahaya -- jadi kelelahan memang menjadi sinyal yang membuat kita berhenti bekerja tetapi untuk tujuan yang berbeda: menjaga integritas fungsi otak," dia menambahkan.

Tim ingin memahami apa sebenarnya kelelahan mental itu. Mereka menduga alasannya berkaitan dengan kebutuhan untuk mendaur ulang zat yang berpotensi beracun yang muncul dari aktivitas saraf.

Untuk mengetahuinya, mereka menggunakan spektroskopi resonansi magnetik (MRS) untuk memantau kimia otak selama hari kerja.

Baca Juga: Empat Pertanyaan yang Mengindikasi Seseorang Memiliki Gejala Depresi

Mereka mengamati dua kelompok orang: mereka yang perlu berpikir keras dan mereka yang memiliki tugas kognitif yang relatif lebih mudah.

Mereka melihat tanda-tanda kelelahan, termasuk berkurangnya pelebaran pupil, hanya pada kelompok yang melakukan kerja keras.

Mereka yang berada dalam kelompok itu juga menunjukkan dalam pilihan mereka pergeseran ke arah opsi yang mengusulkan hadiah dalam waktu singkat dengan sedikit usaha.

Baca Juga: Hal yang Perlu Diketahui Depresi Pada Anak, Penyebab, Pencegahan, dan Pengobatan

Secara kritis, mereka juga memiliki kadar glutamat yang lebih tinggi di sinapsis korteks prefrontal otak.

Bersama dengan bukti sebelumnya, tim mencatat bahwa hal itu mendukung gagasan bahwa akumulasi glutamat membuat aktivasi lebih lanjut dari korteks prefrontal menjadi lebih mahal, sehingga kontrol kognitif menjadi lebih sulit setelah hari kerja yang berat secara mental.

Lantas, adakah cara untuk mengatasi keterbatasan kemampuan otak kita untuk berpikir keras ini?

Baca Juga: Kutipan yang Bisa Kamu Baca Saat Lelah dan Depresi

"Tidak juga, saya khawatir," kata Pessiglione.

"Saya akan menggunakan resep lama yang bagus: istirahat dan tidur! Ada bukti bagus bahwa glutamat dihilangkan dari sinapsis selama tidur," imbuhnya.

Selanjutnya, pemantauan metabolit prefrontal juga dapat membantu mendeteksi kelelahan mental yang parah. Kemampuan seperti itu dapat membantu menyesuaikan agenda kerja untuk menghindari kejenuhan.

Baca Juga: UPDATE Terbaru: Korban Gempa Turki Mencapai 4.300 Orang dan Puluhan Ribu Luka-luka

Pessiglione juga menyarankan orang-orang untuk tidak mengambil keputusan penting saat sedang lelah.***

Editor: Arum Novitasari

Sumber: Prokerala


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah