Vital Bagi Kesehatan Ibu dan Anak, Profesi Bidan Justru Kerap Mendapat Stigma Negatif, Mengapa Demikian?

- 21 September 2023, 17:15 WIB
Ilustrasi bidan.
Ilustrasi bidan. /Pixabay/mohamed_hassan/

 

KABAR WONOSOBO - Stigma negatif terhadap profesi bidan masih merupakan masalah serius yang mengancam sistem perawatan kesehatan di Indonesia, terutama dalam menjaga kesehatan ibu dan bayi. Salah satu pandangan yang keliru adalah menganggap bahwa bidan kurang berkualifikasi dibandingkan dengan dokter, padahal bidan memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus dalam merawat ibu hamil, persalinan, dan pasca persalinan.

Mitos-mitos seperti "bidan tidak kompeten" atau "praktik bidan tidak aman" seringkali menghalangi masyarakat untuk mencari perawatan kesehatan dari bidan, padahal kenyataannya, bidan adalah profesional yang berlatih dengan ketat untuk memberikan pelayanan yang aman dan berkualitas.

Stigma terhadap bidan juga memiliki dampak negatif pada kesejahteraan mental dan profesionalisme mereka. Mereka mungkin merasa tidak dihormati atau diabaikan atas pekerjaan mereka, yang dapat mengganggu pelayanan kesehatan yang mereka berikan.

Baca Juga: Kolaborasi Dexa Group, BKKBN, Polri, dan Bidan Maksimalkan Target Penurunan Stunting 14% di 2024

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ada 336.984 bidan di Indonesia pada 2022. Jumlahnya naik 16,73% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebanyak 288.686 bidan. Di Jawa Barat sendiri, jumlah bidan sebanyak 33.046 orang. Untuk Bandung Raya smemiliki sekitar 1.500 bidan yang aktif dalam berbagai kapasitas. Meskipun jumlah ini cukup besar, masih diperlukan peningkatan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan yang terus berkembang.

Bidan Neng Ira, salah satu bidan di wilayah Kabupaten Bandung Barat menceritakan pengalaman saat dirinya bekerja sebagai bidan. “Amanah seorang bidan itu sangat berat, bukan hanya perkara dunia tapi juga akhirat. Bidan itu dekat dengan hal-hal yang sebenarnya sangat ingin dihindari seperti aborsi ataupun kematian ibu hamil dan bayi,” ucap Ira.

Bagi Neng Ira, hal-hal seperti itu juga yang menuntut bidan memiliki keimanan dan karakter yang kuat. Bukan hanya mental dan fisik yang dibutuhkan dalam proses persalinan, namun dari dalam diri seorang bidan harus tertanam nilai-nilai keagamaan sehingga jauh dari hal-hal yang menjerumuskan bidan dan pasien ke dalam dosa.

Baca Juga: 4 Fakta Menarik Asahina Aya Pemeran Kuina di Alice In Borderland, Ternyata Pernah Jadi Asisten Bidan

Halaman:

Editor: Agung Setio Nugroho

Sumber: IDI Jawa Barat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x