Sinopsis dan Ulasan Singkat Novel Larung - Ayu Utami: Salah Satu Pelopor Sastra Wangi di Indonesia

- 25 September 2023, 14:54 WIB
Ulasan novel kedua Saman yaitu Larung dari Ayu Utami, pelopor Sastra Wangi di Indonesia.
Ulasan novel kedua Saman yaitu Larung dari Ayu Utami, pelopor Sastra Wangi di Indonesia. /Ayu Utami

KABAR WONOSOBO - Nama Ayu Utami sudah tidak asing lagi di telinga penggemar sastra Indonesia. Aktif di media sosial melalui akun bernama Bilangan Fu yang juga diambil dari salah satu karyanya, Ayu Utami muncul perdana dengan judul bernama Saman yang pada tahun 1998 menjadi jawara Dewan Kesenian Jakarta. Beberapa tahun kemudian, Saman memiliki buku kedua berjudul Larung.

Larung yang rilis pada November 2001 melalui Kepustakaan Populer Gramedia sendiri merupakan salah satu buku yang mengantarkan Ayu Utami sebagai pelopor Sastra Wangi di Indonesia. Simak sinopsis, ulasan singkat, dan beberapa kutipan dari novel Larung karya Ayu Utami. Namun, sebelumnya simak penjelasan tentang Sastra Wangi di bawah ini.

Sekilas tentang Sastra Wangi

Ayu Utami, Djenar Maesa Ayu, dan Fira Basuki merupakan tiga penulis perempuan asli Indonesia yang disebut sebagai pelopor dari Sastra Wangi. Dilansir oleh tim redaksi Kabar Wonosobo melalui laman Balai Bahasa Jawa Tengah, Sastra Wangi sendiri merupakan sebuah karya sastra yang membahas mengenai seksualitas dengan tanpa tedeng aling-aling atau lebih vulgar. Saman yang ditulis oleh Ayu Utami menjadi novel perdana karya penulis perempuan Indonesia yang disebut menjadi cikal bakal Sastra Wangi di Tanah Air.

Selain itu, Sastra Wangi sendiri merujuk pada karya para penulis perempuan yang berani mengeksplorasi tentang seksualitas dengan vulgar dan berani. Beberapa karya yang masuk ke dalam jenis Sastra Wangi misalnya Saman, Larung, Bilangan Fu yang ketiganya ditulis Ayu Utami, Mereka Bilang Saya Monyet dari Djenar Maesa Ayu, hingga Jendela-Jendela, Pintu, dan Atap yang ditulis Fira Basuki.

Baca Juga: Kisahkah Dua Tokoh Buronan Politik, Inilah Quotes di Novel Saman Larung Karya Ayu Utami yang Sayang Dilewatkan

Blurb atau sinopsis singkat Larung

Larung adalah lanjutan novel Saman. Di penghujung masa Orde Baru, Saman telah tinggal di New York sebagai pelarian politik. Ia bertemu lagi dengan empat sahabat yang dulu membantu ia kabur dari Indonesia: Shakuntala, Cok, Yasmin, dan Laila. Kini mereka memiliki misi baru: membantu aktivis mahasiswa kiri melarikan diri dari kejaran rezim militer. Mini ini dibantu oleh seorang pemuda misterius dengan karakter gelap: Larung.

Akankah misi itu berhasil? Ataukah Larung justru menyeret mereka ke dalam kegelapan?

Review atau ulasan singkat novel Larung

Tak ubahnya Saman yang ditulis terlebih dahulu oleh Ayu Utami, Larung masih begitu misterius dan gelap. Larung sendiri berlatar Indonesia di tahun 1998 yang ketika itu memang tengah mengulang kisah kekejaman di masa lalu yang diangkat melalui novel Saman. Larung sekaligus merupakan nama karakter utama di novel karya Ayu Utami ini. Termasuk terdapat karakter lain misalnya tokoh Simbah, Adjani, serta Shakuntala, Cok, Yasmin, Laila, dan Saman yang perdana muncul di novel Saman.

Larung sendiri kembali menyuguhkan petualangan perjungan Shakuntala hingga Saman dengan LBH-nya, dengan Orde Baru, PKI, pencarian identitas, seksualitas, bahkan ketuhanan. Ayu Utami menyajikan jalan cerita tersebut dengan lugas, jujur, dan juga licik karena berhasil mengolah cerita dengan begitu apik, tanpa ‘tedeng aling-aling’ ini seolah menguarkan aroma khas tersendiri.

Ada kengerian yang disajikan di sini, tentang ilmu hitam, sejarah pekat Indonesia, dan roman antar tokoh-tokohnya yang memang begitu ‘licik’ untuk tidak dirunut penceritaannya. Tentang bagaimana adegan demi adegan akan selalu dapat memikat siapapun yang membaca. Serta, bahwa akhir dari sebuah cerita tidak melulu bahagia seperti yang disajikan dalam beberapa naskah roman. Larung berbeda, seperti pendahulunya, Saman.

Baca Juga: Ayu Utami Bedah Sisi Kelam Manusia dengan Lugas Lewat Dwilogi Novel Saman dan Larung

Contoh kutipan novel Larung

  • Luar biasa, sahutku, saya baru tahu Indonesia punya presiden. Saya bahkan baru tahu bahwa Indonesia adalah negara.
  • Sebab, Nak, kanak-kanak adalah sebuah keberadaan yang berdiri sendiri, terpisah dari kedewasaan. Ia bukan sekadar bagian dari proses menjadi matang, sebab apakah kematangan itu jika bukan proses menjadi mati? Kanak-kanak adalah dunia mandiri, dengan bahsannya sendiri. Ia bukan persiapan menuju sebuah puncak sebab puncak itu tak ada. Masa adalah jutaan kepisahaan, bukan kelanggengan.

  • Orang-orang harus menunjuk orang lain untuk menyelamatkan diri. Maka mereka menyebut namanya. Itu saja yang terjadi. Seperti segala binatang dan kita hidup dengan memakan yang lain, manusia selamat dengan mengorbankan yang lain. Mengapa engkau merasa aneh?
  • Tapi alangkah ganjil jika segala hal diputuskan oleh akal.
  • Tetapi musik barangkali adalah sebuah sapaan yang tak menggunakan kata-kata, gaung yang mempertautkan manusia dengan manusia lain dalam keterasingan.
  • Ia takut pada kata-kata. Sebab kata-kata mengabadikan.
  • Jika sebuah rezim menyelewengkan sejarah secara besar, tentu parahlah kesalahan yang hendak ia menangkan. Maka, jika rezim ini menumpas dan mendengki komunisme, niscaya benarlah komunisme itu.
  • Kejahatan dan kebaikan datang dalam satu paket.
  • Ia menyadari betapa kesedihan adalah sesuatu yang tunggal dan tertutup. Ia tak bisa memaginya, dan kesedihan orang lain tak meringankannya.
  • Demikian sinopsis, ulasan, dan kutipan novel Larung karya Ayu Utami sekaligus sekilas penjelasan tentang Sastra Wangi yang disebut-sebut mulai berkembang di Indonesia berkat karya pendahulu Larung, Saman, yang juga ditulis Ayu Utami.

Baca Juga: Ini Teori Sastra yang Dipakai Idol K-Pop untuk Menulis Lagu, Dicontohkan BTS pada Blood, Sweat, and Tears

Dapatkan update berita pilihan di link Google News kami. Mari bergabung di Grup Telegram "APA KABAR WONOSOBO?" caranya klik link https://t.me/kabarwonosobo kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.***

Editor: Khaerul Amanah

Sumber: Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah