Kutipan Kim Ji Yeong Lahir Tahun 1982 - Cho Nam Joo: Novel Sensasional yang Bikin RM BTS Kena Hujat

- 30 September 2023, 21:41 WIB
Kutipan novel Kim Ji Yeong Lahir Tahun 1982 karya Cho Nam Joo.
Kutipan novel Kim Ji Yeong Lahir Tahun 1982 karya Cho Nam Joo. /Dok. Korean Council Film/

KABAR WONOSOBO― Pada tahun 2018 silam ketika novel Kim Ji Yeong Lahir Tahun 1982, RM BTS hingga Irene Red Velvet menjadi beberapa idol Kpop yang mendapat kebencian. Hal tersebut karena keduanya kedapatan membaca novel ketiga karya Cho Nam Joo yang memang dianggap sensasional. Hal tersebut sebab Kim Ji Yeong Lahir Tahun 1982 membahas mengenai praktik misogini dan patriarki yang masih kental di Korea Selatan.

Kim Ji Yeong Lahir Tahun 1982 yang dialihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia pada tahun 2019 oleh Gramedia Pustaka Indonesia adalah buku ketiga Cho Nam Joo. Novel ini menceritakan mengenai seorang ibu rumah tangga biasa bernama Kim Ji Yeong. Novel berjudul asli Kim Ji Yeong Born 1982 tersebut juga sempat difilmkan dengan Jung Yu Mi sebagai pemeran utama.

Cho Nam Joo sendiri menyusun cerita dari sosok Kim Ji Yeong, seorang ibu rumah tangga, seorang mantan pegawai kantoran, dan seorang perempuan biasa dalam susunan kalimat sederhana. Namun, kepiawaian Cho Nam Joo dalam bermain kata sekaligus menyajikan fakta membuat novel Kim Ji Yeong Lahir Tahun 1982 menjadi dekat dengan pembaca. Berikut ini adalah beberapa kutipan dalam novel karya Cho Nam Joo tersebut.

Baca Juga: Sinopsis Animal Farm Lengkap dengan Kutipan Menarik, ‘Fabel’ Karya George Orwell

Kim Ji Yeong sebagai remaja

  • Ibu menyesali hidupnya sekarang, hidupnya setelah menjadi seorang ibu. Seolah-olah hidupnya tertahan sebongkah batu berat. Kim Ji Yeong sedih berpikir dirinya adalah batu itu. (Halaman 34)
  • “Orang-orang yang paling tidak bisa dipercaya adalah kerabat sedarah yang tinggal di tempat yang jauh. Aku tidak mau sampai uangku hilang begitu saja.” (Halaman 45)

  • “Lihat, Seoul ada di sini. Bentuknya hanya satu titik. Saat ini, kita hidup di dalam titik ini. Waluapun kalian mungkin tidak akan mengunjungi semua tempat yang ada, aku ingin kalian tahu bahwa dunia ini sangat luas.” (Halaman 47)
  • “Kita semua tahu anak laki-laki tidak akan duduk diam selama sepuluh menit. Mereka pasti akan bermain sepak bola, bola basket, bisbol, atau melompat ke sana kemari. Bagiamana mungkin anak-anak seperti itu disuruh mengenakan kaus berkerah tinggi dan sepatu biasa?” (Halaman 53)
  • Namun, hari itu Kim Ji Yeong dimarahi ayahnya. Kenapa ia harus kursus di tempat sejauh itu? Kenapa ia berbicara kepada sembarangan orang? Kenapa ia memakai rok sependek itu? Ia harus banyak belajar. Ia harus berhati-hati, harus berpakaian pantas, harus bersikap pantas. Ia harus menghindari jalan yang berbahaya, waktu yang berbahaya, dan orang yang berbahaya. Kalau ia sampai tidak sadar dan tidak menghindar, maka ia sendiri yang salah. (Halaman 65-66)

Baca Juga: Kutipan 'Malam Terakhir' Leila Chudori: Kumpulan Cerpen yang Angkat Isu Politik hingga Orientasi Seksual

Kim Ji Yeong sebagai ibu

  • Kenapa kita harus mempersiapkan diri untuk masa depan yang belum tentu akan terjadi, dan bukannya menjalani hidup dengan melakukan apa yang bisa kita lakukan sekarang? (Halaman 70)
  • Penyesalan dan kekesalan timbul akibat pengorbanan yang dipaksakan sangat mendalam, dan pada akhirnya itulah yang merusak hubungan dalam keluarga. (Halaman 71)
  • Kim Ji Yeong merasa seolah-olah sedang berdiri di tengah-tengah labirin. Ia berusaha keras mencari jalan keluar, tetapi sejak awal tidak ada jalan keluar sama sekali. Kata orang, manusia tidak boleh diam saja, harus berusaha keras, walaupun itu berarti harus merobohkan dinding yang menghalagi. (Halaman 122)
  • Apakah hukum dan sistem mengubah nilai kehidupan, atau apakah nilai kehidupan yang mengubah hukum dan sistem? (Halaman 132)
  • “Orang-orang zaman dulu harus menggunakan kayu pemukul untuk mencuci pakaian, lalu merebusnya di atas api, lalu mengucek-uceknya sambil berjongkok. Sekarang ada mesin cuci dan penghisap debu. Wanita zaman sekarang tidak perlu repot-repot, bukan?” (Halaman 148)

Halaman:

Editor: Khaerul Amanah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x