Network
Salah satu yang menjadi pertanyaan sendiri adalah, apakah melakukan qadha puasa Ramadhan atau membayar utang puasa wajib di pertengahan terakhir bulan Syaban diperbolehkan? Terutama lantaran terdapat Hadist Nabi SAW yang melarang untuk berpuasa di hari-hari terakhir menjelang Ramadhan.
Namun, menurut Bahtsul Masail PBNU, membayar utang puasa atau melakukan qadha puasa Ramadhan diperbolehkan. Dasar ini diambil dari Hadist Ummu Salamah dan Ibnu Umar RA. Keduanya dicantumkan oleh Ibnu Rusyd di dalam Kitab Bidayatul Mujtahid fi Nihayatil Muqtashid.
Ummu Salamah RA pernah meriwayatkan yang berarti, "Aku belum pernah melihat Rasulullah SAW berpuasa dua bulan berturut-turut kecuali Puasa Syaban dan Ramadhan."
Pendapat Ummu Salamah tersebut sejalandengan Ibnu Umr RA yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW menyambung puasa Syaban dengan puasa Ramadhan.
Baca Juga: Tata Cara dan Doa Salat Tasbih yang Jadi Amalan Malam Nisfu Syaban 24 Februari 2024 Nanti
Ulama Syafiiyyah sendiri memang melarang berpuasa di sepanjang tanggal 16 hingga 29 atau 30 Syaban, kecuali untuk enam orang, yaitu:
- Mereka yang berpuasa setahun penuh
- Mereka yang erbiasa puasa Senin dan Kamis
- Mereka yang melaksanakan puasa Daud
- Mereka yang melaksanakan puasa nazar
- Mereka yang harus meng-qadha puasa Ramadhan
- Mereka yang melaksanakan puasa kafarat
Enam golongan tersebut telah dijelaskan oleh Syekh Wahbab al Zuhaili dalam Kitab Fiqhul Islami wa Adillatuhu yang memiliki arti:
“Ulama mazhab Syafi’i mengatakan, puasa setelah nisfu Syaban diharamkan karena termasuk hari syak, kecuali ada sebab tertentu, seperti orang yang sudah terbiasa melakukan puasa dahr, puasa daud, puasa senin-kamis, puasa nadzar, puasa qadha’, baik wajib ataupun sunnah, puasa kafarah, dan melakukan puasa setelah nisfu Syaban dengan syarat sudah puasa sebelumnya, meskipun satu hari nisfu Syaban."
Demikian jawaban atas pertanyaan, apakah boleh qadha puasa Ramadhan setelah Nisfu Syaban. ***
