Nawaitu shaumal ghadi min hādzihis sanati ‘an fardhi Ramadhāna
Artinya, “Aku berniat puasa esok hari pada tahun ini perihal kewajiban Ramadhan,”.
Adapun untuk lafal niat puasa Ramadhan ke-4 dan ke-5 merupakan lafal yang dikutip dari kitab I’anatut Thalibin. Sedangkan lafal niat puasa Ramadhan kedua, merupakan lafal yang dikutip dari kitab Asnal Mathalib.
Meskipun ada perbedaan redaksi pelafalan untuk bacaan niat puasa Ramadhan, akan tetapi substansi lafal niat Ramadhan tetaplah sama, yakni diniatkan puasa Ramadhan karena Allah Ta’ala.
Baca Juga: SNBP 2024: 5 Jurusan Prodi Soshum dengan Daya Tampung Terbanyak di Universitas Gadjah Mada (UGM)
Lalu kapan waktu melafalkan niat puasa Ramadhan?
Menurut Imam Syafi’i, niat puasa Ramadhan dilakukan di malam hari sebelum kita menjalankan ibadah puasa keesokan harinya. Hal ini didasarkan pada kitab Hasyisatul Iqna’ juz II, yang ditulis oleh Syekh Sulaiman Al-Bujairimi, merujuk pada hadits Rasulullah SAW “Siapa yang tidak memalamkan niat sebelum fajar, maka tiada puasa baginya.”***