Miris, Dana Bantuan Pandemi Malah Digunakan Membuat Patung Cumi-cumi Raksasa di sebuah kota di Jepang

12 Mei 2021, 09:03 WIB
Kolase foto sebuah patung cumi-cumi raksasa di Jepang yang dibangun dengan sebagian dana bantuan Covid-19 di noto Jepang. /sea.mashable.com

KABAR WONOSOBO – Pemerintah Kota Noto di pesisir Jepang bagian barat  menuai kemarahan para pengguna media sosial dan masyarakatnya.

Kemarahan tersebut timbul akibat pemerintah kota tersebut menggunakan sebagian dana bantuan pandemi Covid-19 yang diberikan oleh pemerintah pusat untuk membangun patung cumi-cumi raksasa.

Pemerintah Noto melakukannya dengan harapan dapat meningkatkan pariwisata di kota tersebut yang menurun akibat pandemi.

 Baca Juga: Gereja Santa Anna Barcelona Bagikan Makanan Berbuka Puasa untuk Umat Muslim, Indahnya Toleransi

Diketahui bahwa Kota Noto di Prefektur Ishikawa diberi bantuan 800 juta yen atau setara Rp 105 miliar dengan kurs saat ini.

Bantuan tersebut merupakan bentuk hibah dari pemerintah pusat sebagai bagian dari program bantuan yang bertujuan untuk meningkatkan ekonomi lokal di tengah pandemi.

Akan tetapi, dari total jumlah bantuan yang diberikan, pemerintah kota Noto menggunakan 25 juta Yen untuk menutupi sebagian biaya pembangunan patung cumi-cumi raksasa setinggi empat meter dan panjang sembilan meter itu.

 Baca Juga: PDAM Wonosobo Pastikan Pasokan Air Aman dan Tukang Ledeng di Status Oncall, Siaga Saat Libur Lebaran

Seperti dilansir Kabar Wonosobo dari Reuters, total biaya konstruksi untuk pembangunan patung tersebut adalah 30 juta yen atau setara dengan Rp3,9 miliar dengan kurs saat ini.

Seorang pejabat pemerintah Kota Noto menyatakan bahwa cumi-cumi merupakan makanan lokal di Noto dan membangun patung tersebut adalah bagian dari strategi jangka panjang untuk meningkatkan kesadaran tentang industri perikanan dan pariwisata di kota itu.

Namun, melihat tindakan Pemerintah Noto, banyak pengguna media sosial yang mempertanyakan hal ini.

 Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 Bakal Diselenggarakan, Jepang masih Perpanjang Status Darurat sampai Akhir Mei 2021

Mereka mempertanyakan apakah dana hibah yang diberikan pemerintah pusat diperbolehkan untuk digunakan dengan tujuan lain.

“Tidak peduli (dari sisi mana) Anda melihatnya, ini salah. Mereka harus mengembalikan uang itu,” kata seorang pengguna twitter.

Padahal saat ini Jepang sedang berjuang keras melawan gelombang keempat infeksi virus Corona.

 Baca Juga: Protes Pembuangan Air Limbah Nuklir ke Laut, Mahasiswa Korea Selatan Gunduli Kepala di Depan Kedubes Jepang

Kabinet pemerintahan Jepang juga telah menyetujui untuk pengadaan paket stimulus sebesar $ 708 miliar atau sekitar Rp 10 kuadriliun untuk bulan Desember untuk membantu memulihkan keadaan ekonomi yang merosot akibat pandemi Covid-19.

Namun hingga saat ini Pemerintah Kota Noto belum memberikan klarifikasi atas kabar yang beredar tersebut.

Beberapa media informasi berusaha untuk mempertanyakan kebenaran akan hal tersebut namun gedung-gedung pemerintah Jepang di kota tersebut sedang ditutup karena ada liburan tahunan Pekan Emas yang diperingati pada Rabu, 5 Mei 2021.***

 

Editor: Erwin Abdillah

Sumber: Reuters.com

Tags

Terkini

Terpopuler