Taliban Buka Kembali Sekolah Jenjang SMP dan SMA untuk Anak Laki-Laki, Bagaimana Nasib Anak Perempuan?

22 September 2021, 09:59 WIB
Pembelajaran sekolah perempuan untuk sekolah dasar di Afghanistan /www.theguardian.com

KABAR WONOSOBO – Setelah penutupan selama sebulan sekolah-sekolah di Kabul dan di seluruh Afghanistan semenjak militan Taliban berkuasa, kini kelompok itu merilis sebuah pernyataan pada Jumat, 17 September 2021.

Pernyataan itu memerintahkan kepada para pejabat Afghanistan untuk mengawali kembali pembukaaan madrasah, sekolah swasta dan lembaga akademik lainnya di negara itu.

Kelompok militan tersebut memperbolehkan pembukaan kembali sekolah-sekolah di Afghanistan sejak Sabtu, 18 September 2021.

Baca Juga: Setelah Kuasai 2 Kota Terbesar di Afghanistan, Mazari Sharif Akhirnya Jatuh ke Tangan Militan Taliban

“Pembukaan sekolah akan berlangsung pada Sabtu, 18 September 2021 untuk anak laki-laki di jenjang SMP dan SMA,” bunyi pengumuman itu yang mana tidak menyebutkan kepastian untuk anak perempuan.

Taliban memerintahkan para murid laki-laki dan juga guru laki-laki dapat mengikuti program pendidikan yang telah dijadwalkan oleh kelompok tersebut.

“Semua siswa laki-laki dan guru laki-laki harus hadir di sekolah mereka,” bunyi dari pengumuman itu.

Baca Juga: Kabul Mulai Terkendali, Taliban Jamin Keamanan Warga Afghanistan Untuk Beraktivitas Normal Seperti Biasa

Meskipun pernyataan itu tidak secara eksplisit membahas sekolah SMP dan SMA untuk anak perempuan, sebagian besar warga Afghanistan membaca makna pelarangan kehadiran bagi para wanita.

Pengumuman itu pun disambut dengan kemarahan publik, kritik dan kebingungan yang disampaikan melalui media sosial.

Qudsia Qanbary, seorang guru sekolah menengah perempuan mengatakan dalam sebuah postingannya di Facebook bahwa seharusnya para lelaki di negara itu harus memboikot sekolah.

Baca Juga: Kenali 6 Tokoh Penting Taliban yang Perangi Pemerintahan Afghanistan Namun Pro Barat Sejak 2001

“Kalau saya laki-laki, saya tidak akan sekolah keculai anak perempuan juga diperbolehkan bersekolah,” tulisnya.

Sementara seorang aktivis dan penulis dari Afghanistan, Aryan Aroon mengatakan kepada sebuah media bahwa pengumuman itu sama saja melanggar hak-hak anak perempuan.

“Melarang anak perempuan untuk bersekolah seperti mengubur mereka hidup-hidup. Jangan biarkan mimpi buruk ini menjadi kenyataan,” kata Aroon yang telah meninggalkan Afghanistan sebelum Taliban mengambil alih kekuasaan.

Baca Juga: Presiden Amerika Serikat Joe Biden Tegaskan Telah Akhiri Perang Panjang Lawan Taliban di Afghanistan

Sementara itu beberapa sekolah dasar telah untuk anak perempuan hingga kelas 6 telah dibuka di seluruh Afghanistan.

Siswa perempuan juga menghadiri kelas pada tingkatan universitas, tetapi tidak untuk sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas.

Pejabat tinggi Menteri Pendidikan Abdul Baqi Haqqani telah mengumumkan bahwa perempuan akan diizinkan untuk belajar di universitas dan program pascasarjana.

Baca Juga: Dua Wartawan Afghanistan Mengalami Kekerasan Fisik Ketika Ditahan oleh Kelompok Militan Taliban

Haqqani mengatakan jika para mahasiswa dapat mengikuti pendidikan dan belajar tetapi tidak dalam satu ruang kelas bersama antara laki-laki dan perempuan.

Menurutnya, pendidikan bersama antara laki-laki dan perempuan bertentangan dengan hukum syariah.***

Editor: Agung Setio Nugroho

Sumber: Washington Post

Tags

Terkini

Terpopuler