Pelapor Pelanggaran Facebook Frances Haugen Desak Mark Zuckerberg Mundur

4 November 2021, 15:08 WIB
Ketua dan CEO Facebook Mark Zuckerberg bersaksi di sidang Komite Layanan Keuangan House di Washington, AS, 23 Oktober 2019. /REUTERS/Erin Scott

KABAR WONOSOBO - Frances Haugen yang dikenal sebagai pelapor pelanggaran Facebook mendesak mantan bosnya, Mark Zuckerberg, untuk mundur sehingga sumber daya dapat memperbaiki citra Facebook.

"Saya pikir tidak mungkin perusahaan akan berubah jika [Mark Zuckerberg] tetap menjadi CEO," kata Haugen di arena yang penuh sesak pada hari Senin pada malam pembukaan Web Summit, sebuah festival teknologi yang menarik puluhan ribu orang ke ibukota Portugal, Lisbon dikutip dari Reuters.

Haugen menyebut Mark Zuckerberg harus mengundurkan diri dan memberi kesempatan bagi orang lain untuk mengambil kendali Facebook untuk fokus pada keamanan data pribadi pengguna.

Baca Juga: Yahoo Resmi Keluar Dari Tiongkok Karena Banyak Tekanan

Jejaring sosial Facebook dengan hampir 3 miliar pengguna, mengubah namanya menjadi Meta (FB.O) minggu lalu, dalam rebranding yang berfokus pada pembangunan "metaverse", lingkungan virtual bersama yang dipertaruhkan akan menjadi penerus internet seluler.

Namun pengguna dunia maya yang dikenal sebagai metaverse mengecam rebranding Facebook sebagai upaya untuk mengalihkan perhatian negatif baru-baru ini.

Haugen mengatakan itu tidak masuk akal mengingat masalah keamanan yang belum ditangani.

Baca Juga: Facebook Berganti Nama Menjadi Meta

"Berkali-kali Facebook memilih ekspansi dan area baru alih-alih berpegang teguh pada apa yang telah mereka lakukan," kata Haugen.

Haugen mengatakan kepada anggota parlemen Inggris dan Amerika bulan lalu bahwa Facebook akan memicu kerusuhan yang lebih besar di seluruh dunia jika tidak bisa memperbaiki algoritmenya untuk membendung konten ekstrem, pemecah belah yang kerap terjadi.

"Masalah utama adalah bahwa fondasi keamanan platform didasarkan pada pemantauan bahasa konten berdasarkan bahasa, yang tidak berskala ke semua negara tempat Facebook beroperasi," catat Haugen.***

Editor: Arum Novitasari

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler