Usai Teleponan dengan Joe Biden, Xi Jinping Tuding AS Ikut Campur Urusan Taiwan

20 Maret 2022, 08:00 WIB
Komunikasi terjadi antara Presiden AS Joe Biden dan Presiden China, Xi Jinping membahas isu yang terjadi di Ukraina dan Taiwan. /Kolase foto REUTERS/Carlos Barria/File Photo dan Fred Dufour

KABAR WONOSOBO - Presiden AS Joe Biden dan Presiden China, Xi Jinping, menjalin komunikasi via telepon membahas Ukraina dan Taiwan.

Dalam percakapan Joe Biden dan Xi Jinping ini menunjukkan perbedaan posisi yang berkembang antara AS dan China mengenai isu-isu yang terjadi di Taiwan dan Ukraina.

Surat kabar Politico menyatakan, perbincangan tersebut mengungkapkan kesenjangan yang semakin dalam antara posisi para pemimpin terkait isu Ukraina dan Taiwan.

"Penjangkauan Biden gagal mendorong Xi untuk berkomitmen memanfaatkan pengaruh China, untuk menghentikan operasi Rusia di Ukraina," tulis mereka, dikutip Kabar Wonosobo dari TASS.

Baca Juga: Unggah Permohonan Maaf, Henry Lau Kembali Tuai Hujatan Netizen Korea

"Panggilan itu malah memicu kritik implisit Xi terhadap dugaan peran AS dalam mengobarkan krisis," tambahnya pada Ahad, 20 Maret 2022.

Ini juga membuat AS dianggap ikut campur dalam urusan di Taiwan, dan kepahitan terhadap ancaman AS ke China jika membantu perang Rusia.

Dikatakan surat kabar tersebut, dendam yang ditampilkan kedua pemimpin ini menunjukkan mereka sudah kehabisan niat baik yang diciptakan pada November lalu saat pertemuan virtual.

Selain itu, ada kemungkinan ditegaskannya kembali kebijakan China, pemerintahan Joe Biden yang bergantung mengumpulkan sekutu untuk melawan pengaruhnya di Indo-Pasifik dan sekitarnya.

Baca Juga: Lirik Lagu Reckless - Madison Beer, Bercerita Tentang Wanita yang Diselingkuhi oleh Pasangannya

"Pembacaan administrasi Biden dari panggilan itu menggarisbawahi tidak adanya kemajuan substantif dalam menggerakkan Xi ke arah mengadopsi peran yang lebih proaktif dan membantu dalam mengatasi krisis Ukraina," katanya.

Percakapan antara Xi Jinping dan Joe Biden terjadi pada Jumat lalu, 18 Maret 2022, dan menurut pemerintah AS, percakapan itu informatif dan terutama berfokus pada situasi di sekitar.

Di sisi lain, sejumlah politisi Barat mengakui ada perang ekonomi melawan Rusia.***

Editor: Aliyah Bajrie

Sumber: TASS

Tags

Terkini

Terpopuler