Mayat-mayat Bergelimpangan di Butcha Ukraina, Rusia Menyangkal Pembantaian Sipil

4 April 2022, 05:10 WIB
Seorang tentara mengambil foto rekannya saat berpose di samping tank dan kendaraan lapis baja Rusia yang hancur, di tengah invasi Rusia ke Ukraina di Bucha, di wilayah Kyiv, Ukraina 2 April 2022. /REUTERS/Zohra Bensemra TPX IMAGES OF THE DAY

KABAR WONOSOBO - Ukraina merilis foto mayat-mayat bergelimpangan dan menuduh Rusia melakukan 'pembantaian sipil', namun Moskow menyangkalnya.

Ukraina pada hari Minggu menuduh pasukan Rusia melakukan "pembantaian" di kota Bucha.

Hal ini membuat negera-negwra Barat bereaksi terhadap gambar mayat di sana dengan seruan untuk sanksi baru terhadap Moskow.

Baca Juga: Seorang Kontributor Media Terbunuh Saat Liput Perang Rusia - Ukraina

Namun Kementerian pertahanan Rusia membantah tuduhan Ukraina, mengatakan rekaman dan foto-foto yang menunjukkan mayat di Bucha adalah "provokasi lain" oleh pemerintah Ukraina.

Gambar-gambar dari kota itu, 37 km (23 mil) barat laut dari pusat kota Kyiv, muncul setelah Ukraina mengatakan pada hari Sabtu bahwa pasukannya telah merebut kembali kendali atas seluruh wilayah Kyiv dan membebaskan kota-kota dari pasukan Rusia.

Mereka memicu kemarahan di Ukraina dan luar negeri, menambah tekanan pada Presiden Rusia Vladimir Putin dengan meningkatkan kemungkinan sanksi Barat lebih lanjut.

Baca Juga: Daftar 13 Drama Korea Terbaru On Going di Bulan April

Negara-negara Barat telah berusaha untuk mengisolasi Rusia secara ekonomi dan menghukumnya atas invasi, yang dimulai pada 24 Februari.

"Pembantaian Bucha disengaja," kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba di Twitter, seperti dikutip Kabar Wonosobo dari Reuters, Senin.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres menyerukan penyelidikan independen.

Baca Juga: Link Download Jadwal Imsakiyah Puasa Ramadhan 1443 H Kemenag RI

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan Rusia harus membayar "kejahatan perang".

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan pemerintahnya akan meningkatkan sanksi, serta dukungan militer dan kemanusiaan untuk Ukraina.

"Putin dan pendukungnya akan merasakan konsekuensinya," kata Kanselir Jerman Olaf Scholz, menambahkan bahwa sekutu Barat akan menyetujui sanksi lebih lanjut dalam beberapa hari mendatang.

Baca Juga: Korsel Pamer Kekuatan, Adik Kim Jong Un Peringatkan Bisa Hancurkan Seoul

Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht mengatakan Uni Eropa harus membahas pelarangan impor gas Rusia - penyimpangan dari penolakan Berlin sebelumnya terhadap gagasan embargo impor energi Rusia.***

Editor: Arum Novitasari

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler