Kronologi Kasus Hepatitis Akut pada Anak dari Inggris Hingga Masuk ke Indonesia

6 Mei 2022, 21:00 WIB
Kronologi kejadian hepatitis akut hingga masuk ke Indonesia /who.int

KABAR WONOSOBO – Belum usai penanganan pandemi covid-19 yang melanda seluruh negeri, kini dunia kembali dihadapkan oleh munculnya penyakit hepatitis akut yang menyerang anak-anak.

World Health Organization (WHO) melaporkan adanya kasus hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya.

Hepatitis akut tersebut telah melanda negara-negara di Benua Eropa, Amerika, dan Asia.

 Baca Juga: Hati-Hati! Hepatitis Akut pada Anak Bisa Ditularkan Lewat Hal Berikut! Pahami Cara Pencegahannya

Kementerian Kesehatan RI telah resmi melaporkan bahwa tiga anak di Jakarta meninggal karena penyakit hepatitis akut ini.

Hingga kini penyebab hepatitis misterius ini masih diteliti oleh berbagai pihak.

Diketahui bahwa penyebab dari hepatitis akut pada anak ini tidak disebabkan oleh virus hepatitis A, B, C, D, dan E.

 Baca Juga: Update! Kemenkes Tegaskan Tidak Ada Kaitan Vaksinasi Covid-19 dengan Kasus Hepatitis Akut Pada Anak

Bagaimana kronologi munculnya kasus awal dari penyakit hepatitis akut ini hingga masuk ke Indonesia? Berikut ulasannya.

  1. 5 April 2022

WHO mendapat laporan adanya sepuluh anak berumur di bawah sepuluh tahun menderita hepatitis akut di Skotlandia.

Hepatitis akut yang belum diketahui etiologinya tersebut menyerang anak dengan rentang usia sebelas bulan hingga lima tahun.

Baca Juga: Muncul KLB Hepatitis Misterius! Kenali Jenis, Perbedaan dan Cara Penularan Hepatitis A, B, C D dan E

Dari sepuluh kasus tersebut, satu anak menunjukkan gejala pada bulan Januari 2022, sedangkan sembilan anak mengalami gejala sejak Maret 2022. 

Gejala yang dirasakan meliputi jaundice (penyakit kuning), diare, muntah, dan sakit perut.

  1. 8 April 2022

Sebanyak 74 kasus hepatitis akut (termasuk 10 kasus sebelumnya) teridentifikasi di Britania Raya pada tanggal 8 April 2022.

Baca Juga: Gejala dan Cara Pencegahan Hepatitis, Kemenkes RI: Masyarakat Diminta Waspada!

Gejala klinis yang teridentifikasi meliputi peningkatan enzim hati, jaundice, dan gejala gastrointestinal (mual, muntah, tidak nafsu makan).

Sebanyak enam anak bahkan harus melakukan transplantasi hati.

  1. 11 April 2022

Penelitian laboratorium menemukan bahwa hepatitis akut tidak disebabkan oleh virus hepatitis A, B, C, D, dan E.

Baca Juga: Waspada! Tiga Anak Di DKI Jakarta Meninggal Akibat Hepatitis Akut, WHO Tetapkan KLB

Observasi di Inggris mengamati peningkatan aktivitas adenovirus yang bersirkulasi bersama dengan SARS-CoV-2 pada pasien. 

  1. 15 April 2022

WHO menyatakan bahwa kasus kemunculan penyakit hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya ini sebagai outbreak atau Kejadian Luar Biasa (KLB).

  1. 21 April 2022

WHO menerima laporan setidaknya 169 kasus hepatitis akut dari 11 negara di Eropa dan 1 negara di Amerika.

 

Rentang usia pasien adalah 1 bulan hingga 16 tahun. Tujuh belas anak (sekitar 10%) membutuhkan transplantasi hati dan setidaknya satu kematian telah dilaporkan.

 Kasus yang terlapor meliputi Inggris dan Irlandia Utara 114 kasus, Spanyol 13 kasus, Israel 12 kasus, Amerika Serikat 9 kasus, Denmark 6 kasus, Irlandia kurang dari 5 kasus, Belanda 4 kasus, Italia 4 kasus, Norwegia 2 kasus, Perancis 2 kasus, Rumania 1 kasus, dan Belgia 1 kasus.

  1. 16-30 April 2022

Kementerian Kesehatan Indonesia mendapat laporan tiga pasien hepatitis akut meninggal dunia di Jakarta.

 

Pasien yang dirujuk dari Jakarta Timur dan Jakarta Barat tersebut meninggal setelah sempat dirawat di Rumah Sakit dr Cipto Mangunkusumo. 

  1. 5 Mei 2022

Kementerian Kesehatan RI menyatakan bahwa hepatitis akut diduga ditularkan melalui saluran pencernaan dan saluran pernapasan.

Kemenkes juga menegaskan bahwa tidak ada bukti keterkaitan antara hepatitis akut pada anak dengan COVID-19.

 

Hingga kini etiologi penyakit ini belum diketahui.

 Masyarakat dihimbau untuk menerapkan pola hidup bersih, memakai masker, menjaga jarak, dan membatasi mobilitas.

Segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat jika menemukan anggota keluarga mengalami gejala seperti mual, muntah, sakit perut, diare, dan demam ringan. ***

Editor: Agung Setio Nugroho

Sumber: WHO

Tags

Terkini

Terpopuler