Mengerikan! Seorang Pria Menembaki Kerumunan Siswa SD, 14 Diantaranya Tewas

25 Mei 2022, 11:25 WIB
Tragedi penembakan acak oleh pria misterius kembali terjadi di Texas, Amerika Serikat yang menewaskan 14 siswa dan seorang guru sekolah dasar. /Reuters/Marco

KABAR WONOSOBO - Seorang pria bersenjata api menembaki kerumunan siswa dan menewaskan 14 siswa serta seorang guru di Negara Bagian Texas, Amerika pada 24 Mei 2022.

Pria misterius bersenjata api tersebut, tega menghujani kerumunan siswa sekolah dasar di Texas Selatan, Amerika Serikat.

Akibat aksi brutal pria bersenjata api ini, sebanyak 14 siswa dan satu guru meninggal sebelum si tersangka juga ikut tewas dilumpuhkan polisi.

Baca Juga: AS Sindir Rusia Pakai Lagu Taylor Swift 'We Are Never Ever Getting Back Together' Sinyal Hubungan Tak Membaik

Gubernur Greg Abbott mengatakan kepada wartawan, kasus penembakan terbaru ini seakan menjadi budaya kekerasan di negara Amerika Serikat.

"Dia menembak dan membunuh secara mengerikan, tidak dapat dipahami, 14 siswa dan seorang guru terbunuh," ucap Greg Abbott, seperti dilansir Kabar Wonosobo dari Reuters, 25 Mei 2022.

Greg Abbott mengungkapkan identitas pria bersenjata itu sebagai Salvador Ramos berusia 18 tahun.

Baca Juga: Setelah McDonald's Sekarang Giliran Starbucks Ikut Cabut dari Rusia

Pelaku Salvador Ramos telah tewas saat dilumpuhkan oleh petugas polisi yang merespons cepat di tempat kejadian.

"Salvador Ramos penembaknya, dia sendiri sudah meninggal dan diyakini bahwa petugas yang telah melumpuhkannya," kata Greg Abbott dalam jumpa pers.

Namun dalam aksi ini, dua anggota Polisi terkena tembakan, meskipun Gubernur Greg Abbott mengatakan luka mereka tidak serius.

Baca Juga: Elon Musk Dituduh Lakukan Pelecehan Seksual Pada Pramugari di Jet Pribadi

Pihak Kepolisian setempat mengkonfirmasi bahwa tersangka bertindak sesuai kemauannya sendiri.

Kejadian detail tentang tragedi penembakan di Texas ini masih samar karena terjadi begitu cepat menurut Gubernur Greg Abbott.

"Diyakini bahwa dia keluar dari kendaraannya, dan masuk ke sekolah dasar Robb Uvalde dengan pistol, dan dia mungkin juga memiliki senapan, tetapi itu belum dikonfirmasi menurut laporan terbaru saya," ucap Greg Abbott.

Baca Juga: Imbas COVID-19 di Shanghai, Toyota Pangkas Produksi Global hingga 100 Ribu Unit

Para korban kekerasan yang meninggal teridentifikasi sebagai siswa dan guru Sekolah Dasar Robb di kota Uvalde, Texas, sekitar 80 mil sebelah barat San Antonio.

Korbannya terdiri dari anak-anak kelas dua, tiga dan empat, menurut Pete Arredondo, Kepala Departemen Kepolisian Distrik Independen Uvalde.

Pihak Rumah Sakit Universitas di San Antonio menambahkan informasi lewat Twitter mereka, setelah menerima dua pasien kritis dari tragedi penembakan di Uvalde ini.

Baca Juga: Richa Novisha Unggah Hal ini Usai Sang Suami Gary Iskak Ditangkap Polisi Terkait Narkoba

Dua korban terdiri dari satu anak dan satu orang dewasa, yaitu seorang wanita berusia 66 tahun dan seorang gadis berusia 10 tahun, keduanya dalam kondisi kritis.

Menanggapi tragedi kemanusiaan ini, Presiden Amerika Serikat Joe Biden berencana untuk berpidato di Gedung Putih mengenai kasus penembakan itu segera.

Tragedi di Texas ini adalah kasus terbaru dalam serangkaian penembakan massal di sekolah-sekolah Amerika Serikat yang telah mengejutkan dunia.

Baca Juga: Sebastian Vettel Kemalingan iPhone di Barcelona, Sempat Melacak Tapi ini yang Terjadi...

Hal itu memicu desakan serius kepada Pemerintah Amerika Serikat untuk segera mengatur peredaran senjata api agar dibuat regulasi yang lebih ketat oleh Parlemen.

Kasus penembakan di Texas ini menjadi salah satu yang paling mematikan di Amerika Serikat.

Sebelumnya ada kasus lain ketika seorang pria bersenjata api menyerang Sekolah Dasar Sandy Hook di Connection pada Desember 2012 lalu.

Baca Juga: Manuel Neuer Resmi Perpanjang Kontrak Bersama Bayern Munich Mengikuti Jejak Thomas Mueller

Peristiwa kejam itu menewaskan sebanyak 26 orang, termasuk diantaranya 20 anak-anak berusia lima hingga 10 tahun.

Kasus serupa yang belum lama, juga terjadi tahun 2018, seorang mantan siswa Marjory Stoneman Douglas High School di Parkland, Florida, tega membunuh 17 siswa dan seorang guru.***

Editor: Arum Novitasari

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler