Seorang pejabat pemerintah Kota Noto menyatakan bahwa cumi-cumi merupakan makanan lokal di Noto dan membangun patung tersebut adalah bagian dari strategi jangka panjang untuk meningkatkan kesadaran tentang industri perikanan dan pariwisata di kota itu.
Namun, melihat tindakan Pemerintah Noto, banyak pengguna media sosial yang mempertanyakan hal ini.
Mereka mempertanyakan apakah dana hibah yang diberikan pemerintah pusat diperbolehkan untuk digunakan dengan tujuan lain.
“Tidak peduli (dari sisi mana) Anda melihatnya, ini salah. Mereka harus mengembalikan uang itu,” kata seorang pengguna twitter.
Padahal saat ini Jepang sedang berjuang keras melawan gelombang keempat infeksi virus Corona.
Kabinet pemerintahan Jepang juga telah menyetujui untuk pengadaan paket stimulus sebesar $ 708 miliar atau sekitar Rp 10 kuadriliun untuk bulan Desember untuk membantu memulihkan keadaan ekonomi yang merosot akibat pandemi Covid-19.
Namun hingga saat ini Pemerintah Kota Noto belum memberikan klarifikasi atas kabar yang beredar tersebut.
Beberapa media informasi berusaha untuk mempertanyakan kebenaran akan hal tersebut namun gedung-gedung pemerintah Jepang di kota tersebut sedang ditutup karena ada liburan tahunan Pekan Emas yang diperingati pada Rabu, 5 Mei 2021.***