“Kami tidak akan mengizinkan siswa perempuan dan laki-laki untuk belajar dalam satu ruang kelas. Pendidikan bersama (laki-laki dan perempuan) bertentangan dengan hukum syariah,” kata Haqqani.
Nasib para perempuan Afghanistan memang telah menjadi perhatian utama pada minggu-minggu awal pemerintahan Taliban setelah kelompok itu mengalahkan kekuasaan pemerintahan.
Pertanyaan tentang bagaimana Taliban akan menangani budaya, pendidikan dan kebebasan sipil telah membayangi para penduduk Afghanistan.
Para perempuan di negara itu dalam seminggu terakhir juga telah memimpin protes di beberapa kota besar untuk menuntut diizinkan mempertahankan pekerjaan pemerintahan mereka.
Mereka melakukan protes setelah Taliban memecat wanita dari kementerian pemerintah pada 15 Agustus lalu dengan mengatakan pekerjaan itu tidak pantas untuk karyawan wanita.
Baca Juga: Para Pemain Sepak Bola Putri Afghanistan Bersama dengan Keluarga Mereka Melarikan Diri ke Pakistan
Namun demonstrasi para perempuan ini dibubarkan paksa oleh pasukan militan Taliban yang berpatroli.
Wartawan yang meliput demonstran para perempuan di Kabul ini juga justru ditahan dan beberapa mengalami tindak kekerasan.
Dan sejak pengambilalihan Taliban, beberapa universitas telah dibuka dan sudah memberlakukan pemisahan gender dalam kelas.***