Taliban Larang Anak Perempuan Afghanistan Sekolah, Malala Yousafzai Sebut itu Memalukan

- 25 September 2021, 17:48 WIB
Malala Yousafzai, aktivis asal Pakistan yang dapat anugerah Nobel Prize, dari tangkapan layar akun Instagram @malala.
Malala Yousafzai, aktivis asal Pakistan yang dapat anugerah Nobel Prize, dari tangkapan layar akun Instagram @malala. /Instagram.com/ @malala

 

 

 

KABAR WONOSOBO― Taliban telah memutuskan akan kembali membuka sekolah di Afghanistan pasca mandeg sebulan lamanya.

Namun, hal buruk kembali terjadi lantaran mereka hanya mempebolehkan guru serta murid laki-laki yang kembali ke sekolah.

“Semua guru dan murid laki-laki sudah dapat kembali hadir di institusi pendidikan mereka,” ungkap perwakilan menteri pendidikan Taliban.

Kasus itu pertama kali diberitakan oleh The Guardian termasuk murid serta guru perempuan hanya diperbolehkan diam di rumah.

Baca Juga: Taliban: Wanita Afghanistan Diizinkan Belajar di Universitas dengan Syarat Kelas Dipisah Sesuai Jenis Kelamin

Sontak saja keputusan Taliban tersebut mendapatkan perhatian dari beragam tokoh, termasuk Malala Yousafzai, aktivis kesetaraan gender serta pendidikan bagi perempuan asal Pakistan.

Melalui akun Twitter resminya, Malala yang juga merupakan Duta Perdamaian PBB tersebut menyatakan bahwa keputusan Taliban atas larangan tersebut bukanlah hal baru.

“Ini memalukan dan bukan hal baru sama sekali. Dulu, Taliban sempat memperlakukan larangan sementara yang berlangsung lima tahun lamanya,” tulis Malala.

Malala menilai bahwa keputusan Taliban untuk melarang anak-anak perempuan kembali ke sekolah sebagai hal memalukan jelas bukan tanpa alasan.

Baca Juga: Taliban Buka Kembali Sekolah Jenjang SMP dan SMA untuk Anak Laki-Laki, Bagaimana Nasib Anak Perempuan?

Malala sendiri aktif sebagai seorang aktivis pendidikan bagi perempuan sejak bertahun-tahun silam.

Pada tahun 2014, ia bahkan mendapatkan Penghargaan Nobel atas perannya sebagai pejuang pendidikan bagi perempuan di Pakistan.

Malala yang kini aktif menyuarakan kesetaraan gender dan pendidikan bagi perempuan jelas memandang keputusan tersebut salah besar.

“Mereka sedang menguji tekad kita,” sambungnya.

Keputusan Taliban tersebut berhasil menjadikan Afghanistan sebagai satu-satunya negara yang melarang separuh populasi mereka untuk mengenyam pendidikan tingkat menengah.

Baca Juga: Taliban Buka Kembali Sekolah Jenjang SMP dan SMA untuk Anak Laki-Laki, Bagaimana Nasib Anak Perempuan?

The Guardian menilai bahwa larangan sekolah bagi anak-anak perempuan telah dilakukan Taliban sejak mengambil alih Afghanistan pada tahun 1990-an silam.

Kate Clark, co-director di Afghanistan Analysts Network menilai bahwa pendidikan sendiri sangat dihargai dalam Islam, sehingga Taliban harusnya tidak boleh melarang anak-anak perempuan ke sekolah.

“Mereka selalu mengatakan akan kembali membuka sekolah ketika keamanan membaik, tapi mereka tidak pernah melakukannya,” ungkap Clark.

Melalui cuitannya, Malala sendiri menambahkan bahwa pemimpin harus memperjuangkan hak pendidikan anak-anak perempuan Afghanistan.

Baca Juga: Kenali 6 Tokoh Penting Taliban yang Perangi Pemerintahan Afghanistan Namun Pro Barat Sejak 2001

“Kami menuntut para pemimpin untuk membela hak anak-anak perempuan Afghanistan untuk bersekolah,” pungkas Malala.***

 

Editor: Erwin Abdillah

Sumber: theguardian.com twitter @Malala


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x