KABAR WONOSOBO – Sedikitnya 18 jamaah tewas oleh orang-orang bersenjata yang menyerang sebuah masjid di Nigeria Utara saat tengah melakukan salat subuh pada Senin, 25 Oktober 2021.
Serangan itu terjadi di desa Mazakuka di wilayah pemerintah lokal Mashegu di negara bagian Niger, Nigeria.
Para penyerang yang diyakini sebagai penggembala nomaden etnis Fulani Nigeria, berhasil melarikan diri.
Kekerasan etnis serupa, yang telah menyebabkan ratusan kematian sepanjang tahun ini, berasal dari konflik selama puluhan tahun atas akses ke air dan tanah.
Beberapa orang Fulani yang terlibat dalam konflik tersebut telah mengangkat senjata melawan komunitas petani Hausa yang menempati wilayah setempat.
“Orang-orang bersenjata datang ke sekitar masjid dan mulai menembak mereka,” Kata Alhassan Isah, ketua wilayah pemerintah daerah Mashegu.
penyeranganBaca Juga: Penembakan Saat Pertandingan Sepak Bola di Amerika Serikat Terjadi Lagi, Empat Orang Luka-Luka
Dia mengatakan selain dari 18 jamaah yang tewas akibat dari serangan itu, empat orang lainnya juga terluka.
Komisaris polisi Niger Monday Kuryas mengatakan serangan tersebut terkait dengan konflik antara penduduk desa dan para penggembala Fulani.
Menurut Kuryas, serangan ini adalah contoh lain dari situasi keamanan yang bermasalah di sebagian besar negara bagian di wilayah barat laut dan tengah Nigeria.
Baca Juga: Penembakan Massal di Kampus Rusia Tewaskan Sedikitnya 8 Orang. Akibat Peredaran Bebas Senjata Api?
Mengenai kekerasan di Niger, Kuryas mengakui bahwa medan yang sangat sulit di Mashegu menyulitkan polisi untuk dengan cepat menanggapi peringatan keamanan.
“Tidak bisa diakses melalui jalan darat,” kata Kuryas menanggapi penyerangan di Mashegu pada hari Senin.
Wilayah barat laut Nigeria khususnya telah mengalami lonjakan kekerasan yang menyebabkan banyaknya kematian.
Baca Juga: Tanpa Motif, Pelaku Penembakan Brutal ini Tewaskan 5 orang di Inggris Selatan, Dianggap Misoginis
Sebagian besar komunitas yang terkena dampak berada di daerah yang sulit dijangkau oleh kepolisian kota.
Seperti kasus terbaru tersebut yang terjadi di Mazakuka berada sekitar 167 mil atau sekitar 270 kilometer dari ibu kota negara bagian.
Orang-orang bersenjata seringkali melebihi jumlah dari petugas keamanan di komunitas tersebut.
Kehadiran polisi seringkali tidak memadai ditambah dengan personel keamanan yang tidak bersenjata sering mengakibatkan serangan yang berlangsung berjam-jam sebelum bantuan datang.
Seminggu yang lalu di negara bagian Sokoto barat laut, penyerang melakukan aksi kekerasan di daerah pedesaan dan beroperasi selama lebih dari 12 jam, menewaskan sedikitnya 40 orang.***