Jaksa AS Melakukan Dakwaan Perdagangan Seks Penasihat Spiritual Duterte

- 20 November 2021, 20:28 WIB
Ilustrasi pelecehan seksual.
Ilustrasi pelecehan seksual. /Pixabay.com/Counselling

KABAR WONOSOBO - Jaksa Amerika Serikat pada hari Kamis mengumumkan tuduhan perdagangan seks gadis muda yang dipaksa berhubungan seks dengan pendiri sebuah gereja yang berbasis di Filipina yang juga merupakan penasihat Presiden Rodrigo Duterte.

Dikutip dari Reuters, Sabtu 19 November 2021, dakwaan setebal 74 halaman mendakwa Apollo Carreon Quiboloy, pendiri sebuah gereja bernama Kingdom of Jesus Christ, The Name Above Every Name (KOJC) dan pejabat gereja lainnya, termasuk dua administrator gereja yang berbasis di AS, telah menjalankan operasi perdagangan seks tersebut.

Jaksa federal di Los Angeles mengatakan dakwaan baru diperluas pada tuduhan yang dibuat tahun lalu terhadap tiga administrator gereja yang berbasis di kota itu.

Baca Juga: Amnesty International dan Greenpeace Sebut Keputusan Pemimpin Dunia di COP 26 Mengecewakan

Ini mendakwa sembilan terdakwa karena berpartisipasi dalam skema di mana anggota gereja dibawa ke Amerika Serikat menggunakan visa yang diperoleh secara curang dan dipaksa untuk meminta sumbangan ke badan amal anak-anak palsu.

Jaksa mengatakan sumbangan itu digunakan untuk membayar "gaya hidup mewah" para pemimpin gereja.

Dakwaan terbaru menambahkan Quiboloy dan lima terdakwa baru lainnya ke dakwaan yang ada yang diajukan pada tahun 2020.

Baca Juga: Kapal yang Membawa 10 Mayat Migran dan Ratusan Penumpang Tiba di Sisilia

Jaksa mengatakan pihak berwenang AS menangkap tiga terdakwa baru pada hari Kamis, tetapi tiga lainnya, termasuk Quiboloy, diyakini berada di Filipina.

Pengacara untuk terdakwa baru lainnya tidak dapat segera diidentifikasi dan kedutaan Filipina tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Kementerian Kehakiman Filipina mengatakan tidak ada komunikasi dari Amerika Serikat terkait kasus tersebut. Juru bicara Duterte, Karlo Nograles, menolak mengomentari hubungan Duterte dengan Quiboloy.

Baca Juga: Militer Sudan Tembak Mati 15 Pengunjuk Rasa di Jalanan yang Menentang Kekuasaan Militer

Surat dakwaan menuduh bahwa Quiboloy dan dua terdakwa lainnya merekrut perempuan berusia 12 hingga 25 tahun sebagai asisten pribadi, atau "pastoral."

Dikatakan mereka diharuskan menyiapkan makanan Quiboloy, membersihkan tempat tinggalnya, memberinya pijatan, dan berhubungan seks dengannya selama apa yang mereka sebut "tugas malam".

"Kami yakin dan siap menghadapi apa pun yang dilontarkan terhadap Pendeta Quiboloy dan para pemimpin Kerajaan. Kami mempercayai proses keadilan dan kami tentu mengharapkan kebenaran menang," kata pengacara Quiboloy dalam sebuah pernyataan.***

Editor: Arum Novitasari

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah