Network
KABAR WONOSOBO - Susul Amerika Serikat, Inggris makin perketat keamanan kesehatan mereka pasca melonjaknya kasus Covid 19 atau Corona di China.
Covid 19 yang mulai menyebar ke seluruh dunia pada akhir tahun 2019 lalu berhasil membuat dunia hampir mati suri.
Tersebar ke seluruh dunia hingga menyebabkan pandemi yang berlangsung kurang lebih selama dua tahun, virus Corona diduga berasal dari China.
Baca Juga: Situasi Pandemi Covid-19 Semakin Terkendali, Pemerintah Resmi Cabut Kebijakan PPKM di Indonesia
Diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2), virus Corona muncul di Wuhan, China, sekitar Desember 2019.
Berubah menjadi pandemi yang menyerang seluruh dunia hingga melumpuhkan berbagai sektor, termasuk sosial, ekonomi, hingga hiburan, virus tersebut kini kembali diwaspadai.
Beberapa negara seperti Amerika Serikat, Italia, hingga Inggris mulai memperketat keamanan negara masing-masing.
Baca Juga: Amerika Serikat Kembali Berlakukan Tes Covid 19 Bagi WNA Asal China
Dilansir oleh Kabar Wonosobo melalui laman Reuters, giliran Inggris yang memperketat peraturan mereka.
Terutama bagi pelancong yang berasal dari negeri Tirai Bambu tersebut.
Inggris sendiri kembali memberlakukan tes Covid 19 bagi pelancong dari China. Langkah ini dilakukan setelah tidak adanya transparansi data di China mengenai kasus kali ini.
Peraturan ini akan berlaku mulai 5 Januari 2023 dengan kewajiban bagi pelancong dari China yang diwajibkan untuk melakukan tes Covid 19 dua hari sebelum kedatangan dan memasuki Inggris.
Pemerintah Inggris khawatir akan badai Covid 19 akan kembali melanda negara mereka apabila tes ini tidak dilakukan.
Maskapai penerbangan yang akan memasuki Inggris diminta untuk menyertakan hasil negatif dari setiap penumpang. Terlebih setiap pelancong yang berasal dari China.
Baca Juga: Ingin Wisata ke Luar Negeri? Cek Daftar Negara yang Bisa Dimasuki Tanpa Vaksinasi Covid-19
Apabila terbukti positif Covid 19, maka mereka dilarang untuk memasuki negara tersebut.
Dilansir oleh Kabar Wonosobo melalui laman Reuters, pemerintah Inggris sendiri masih meninjau ulang untuk peraturan ini.
Mengingat tentang media China yang menyatakan bahwa peraturan ini termasuk dalam diskriminatif bagi pelancong dari negara tersebut.***
