KABAR WONOSOBO - Jika melihat bangunan ini secara sekilas, siapapun pasti percaya bahwa ini adalah Klenteng tempat beribadah umat Tionghoa. Tetapi nyatanya bangunan ini bernama Masjid Muhammad Cheng Hoo yang berada di Desa Salaganggeng, Kecamatan Mrebet, Purbalingga, Jawa Tengah.
Seperti dikutip KabarWonosobo.com dari situs resmi NU.or.id, ketua pengelola masjid H. Untung Suparjono mengatakan bahwa penamaan masjid ini merupakan ide dari salah satu jamaah. Cheng Hoo adalah muslim Cina yang namanya sudah mendunia.
“Kami melihat, sumber kekuatan Islam, letaknya ya di masjid. Makanya, kami mendirikan masjid bernuansa cina ini, sekaligus sebagai pendekatan dakwah kepada warga cina,” kata ketua pengelola masjid.
Pada mulanya pendirian masjid ini merupakan inisiasi dari seseorang keturunan cina yang kemudian masuk islam bernama Thio Hawa Kong atau Hery Susatyo. Pada akhirnya bergotong-royong dengan masyarakat setempat akhirnya masjid ini mulai dibangun pada tahun 2004.
Masjid Cheng Hoo kini menjadi simbol toleransi masyarakat Purbalingga. Nama ini diambil dari seorang seorang pemimpin armada pelayaran yaitu Laksamana Cheng Hoo.
Meskipun belum pernah mendarat di Purbalingga, ia merupakan seorang panglima perang yang sering melakukan pelayaran ke berbagai wilayah dan beragama Islam. Ia adalah panglima besar yang berasal dari Yunnan dan pernah mengukir sejarah di Nusantara.
Masjid kebanggaan warga Purbalingga ini merupakan gabungan dari budaya Jawa dan Tiongkok. Desain Masjid didominasi oleh warna merah, hijau dan putih lengkap dengan ornamen lampion-lampion.
Masjid Muhammad Cheng Hoo ini memang terlihat seperti Kelenteng. Mempunyai luas 11x9 meter masjid ini juga dihiasi dengan tulisan-tulisan arab.
Pada bagian muka masjid ini menuliskan Masjid Muhammad Cheng Hoo dengan menggunakan aksara latin dan Cina. Layaknya masjid pada umumnya, masjid ini juga memiliki mimbar yang digunakan oleh imam masjid.***