Kisah Nyata Caleg Stres Usai Gagal pada Pemilu 2019, Inilah Penyebabnya

- 6 Februari 2024, 18:14 WIB
Ilustrasi fasilitas kesehatan pada Pemilu 2024, untuk masyarakat, petugas hingga caleg stres akibat gagal beberapa waktu lalu
Ilustrasi fasilitas kesehatan pada Pemilu 2024, untuk masyarakat, petugas hingga caleg stres akibat gagal beberapa waktu lalu /Instagram @bogorgercep/

Dikutip dari artikel pada laman BBC yang terbit pada 28 Mei 2019 Awalnya, Arif - yang tidak berkenan membuka identitas sebenarnya-malas ditanyai wartawan. Beruntung, berkat bujukan pengelola panti yaitu Supono, ia bersedia berbincang.

Ia sebenarnya punya niat baik untuk membangun daerahnya yang memiliki devisa nomor satu di Indonesia namun kesejahteraan masyarakatnya masih di bawah rata-rata.

Baca Juga: 2 Website Resmi untuk Cek Profil serta Visi Misi Caleg di Pemilu 2024, Jangan Sampai Beli Kucing Dalam Karung

Kabupaten Kutai Kartanegara tempat asal Arif memang dikenal sebagai salah satu penghasil devisa terbesar Indonesia berkat industri migas dan batu baranya.

Ia lantas tak ragu menggelontorkan dana pribadi hingga meminjam sana-sini demi asanya menjadi anggota dewan. Duit sebesar lebih dari Rp1 miliar terkumpul untuk memodali impiannya itu.

"Yang besar biaya baliho sama stiker. Sama kaos. Itu yang paling besar," ungkap Arif.

Baca Juga: Haul Gus Dur Wonosobo Bahas Budaya Etika Demokrasi Jelang Momentum pemilu

Arif menyebutkan alokasi anggaran untuk belanja alat peraga kampanye (APK) mencapai 60 persen modal yang dikantonginya. Sisanya, ada yang ia siapkan untuk membayar tim sukses, ada pula yang ia belikan sembako untuk dibagikan kepada masyarakat di daerah pemilihannya sebagai sogokan.

"Kebanyakan (warga) sih menerima (saya), Mas. Welcome sama kampanye saya," lanjutnya dengan suara yang konsisten pelan dan perlahan, "cuma di saat penghitungan, suara saya minim sekali."

Dari 600 suara yang ditargetkan, ia ternyata hanya meraup 250 suara. Saat mendengar itu dari tim suksesnya di lapangan, ia merasa kacau. Ia kadung siap jadi penyambung lidah rakyat.

Halaman:

Editor: Agung Setio Nugroho

Sumber: BBC


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah