Dulu Dianggap Mengganggu, Kini Kereta Cepat Shinkansen Jadi Andalan Perjalanan  Darat Jarak Jauh Orang Jepang

- 28 Agustus 2021, 23:43 WIB
Shinkansen, kereta cepat Jepang yang sempat ditentang oleh masyarakat
Shinkansen, kereta cepat Jepang yang sempat ditentang oleh masyarakat /japanesestation.com

KABAR  WONOSOBO – Shinkansen adalah kereta cepat atau kereta peluru Jepang yang memiliki kecepatan rata-rata di atas kereta pada umumnya.

Shinkansen didesain untuk dapat menempuh kecepatan maksimal hingga mencapai 300 km/jam.

Shinkansen kini menjadi primadona masyarakat Jepang yang ingin melakukan perjalanan darat antar daerah karena dianggap nyaman dan cukup menyingkat waktu perjalanan.

Baca Juga: Selebgram Lee Macmillan Meninggal Diduga Tertabrak Kereta, Dikabarkan Tengah Berjuang Melawan Depresi

Namun tak banyak yang tahu bahwa pada masa awal pengoperasiannya, ternyata Shinkansen sempat mendapat tentangan dari banyak pihak.

Tahun 1980-an, kereta cepat itu dianggap sangat mengganggu penduduk, terutama yang tinggal di dekat terowongan Shinkansen.

Suara dari Shinkansen yang keluar dari terowongan saat itu dinilai sangat bising dan sering membuat bayi menangis, bahkan membuat lantai atap rumah berjatuhan.

Baca Juga: Kronologi Jatuhnya Kereta Gantung yang Tewaskan 14 penumpang di Piedmont Italia, 4 Korban Asal Israel

Gelombang sonic yang cenderung menjadi polusi suara itu bahkan dapat didengar dari jarak 100 m ketika keluar dari terowongan.

Akhirnya Nakatsu Eiji yang merupakan seorang insinyur JR West dan anggota dari Wild Bird Society of Japan mencari solusi untuk kebisingan yang dihasilkan Shinkansen.

Nakatsu mendapatkan ilham untuk mengurangi polusi suara dari Shinkansen dari keanggotaannya sebagai pecinta burung liar.

Baca Juga: Pegawai Kedutaan Rusia dan Keluarganya ‘Mudik’ Pakai Kereta Dorong , Kabur dari Korea Utara

Kala itu ia melihat Burung Raja Udang atau dalam Bahasa Jepang disebut Kawasemi yang mampu masuk ke dalam air secara cepat dengan hanya membuat sedikit percikan air.

Karena itulah ujung Shinkansen dibuat seperti paruh burung raja udang untuk memecah gelombang atmosferik yang ikut masuk ke dalam terowongan bersama kereta agar tidak menjadi sonic boom pada mulut terowongan lainnya.

Lalu pantograph, atau alat yang menghubungkan kereta dengan kabel listrik di atasnya dibuat seperti sayap burung hantu yang bertujuan untuk mengurangi kebisingan.

Baca Juga: Arti Kombinasi Angka yang Ada di Bawah Nama Stasiun Kereta Api, Banyak yang Salah Mengartikan

Lalu batangan pantographnya dibuat terinspirasi dari penguin jenis Adelie yang ergonomis agar pergerakan kereta lebih cepat dan mulus dan yang paling penting tahan dari pengaruh angin.

Dengan pengaplikasian penyempurnaan terhadap Shinkansen tersebut, akhirnya mampu menghemat 15 persen energi yang digunakannya dan menjadi 15 persen lebih cepat.

Akhirnya terciptalah Shinkansen yang lebih cepat, dan tidak terlalu menimbulkan suara bising yang mengganggu.***

Editor: Agung Setio Nugroho

Sumber: Instagram


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah