Cegah Meluasnya PMK pada Ternak, Dosen Fakultas Peternakan Unsoed Ingatkan Biosekuriti Kandang Secara Ketat

16 Mei 2022, 06:30 WIB
Ilustrasi pemeriksaan hewan ternak di Purbalingga, Jawa Tengah /HO-Humas Polres Purbalingga

KABAR WONOSOBO  Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak hingga kini semakin meluas dan bertambah.

Provinsi Jawa Tengah menjadi salah satu daerah yang mengalami kenaikan kasus PMK.

Berdasarkan pemaparan Polda Jawa Tengah dalam siaran pers di Semarang pada Sabtu, 14 Mei 2022, diketahui tercatat sebanyak 237 hewan ternak yang tersebar di Provinsi Jawa Tengah diduga terinfeksi PMK.

Baca Juga: Ternak di Empat Kabupaten Terdeteksi Penyakit Mulut dan Kuku, Ganjar Pranowo: Tidak Usah Panik!

Dosen Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Ir. Juni Sumarmono, M.Sc. Ph.D., IPU mengimbau kepada para peternak ruminansia untuk menerapkan biosekuriti kandang secara ketat.

Hal tersebut dilakukan untuk mencegah penularan PMK kepada hewan ternak.

Pada intinya perlu biosekuriti yang ketat, guna mencegah kuman penyakit,” kata Juni Sumarmono dikutip dari ANTARA.

Baca Juga: Kasus Dugaan PMK di Jawa Tengah Bertambah, Berikut Daerah yang Menjadi Persebarannya

Menurutnya, semua pihak terkait perlu bergerak cepat dalam mengambil tindakan untuk mencegah meluasnya PMK.

Juni juga menjelaskan bahwa masyarakat dapat berpartisipasi dalam pencegahan PMK dengan melaporkan kasus pada hewan yang dimiliki, membakar sisa-sisa hewan yang terinfeksi dan tidak membawa hewan terinfeksi ke daerah lain.

Pencegahan PMK mirip dengan pencegahan Covid-19 yakni dengan melakukan isolasi hewan yang terinfeksi, menutup kawasan yang belum terdapat kasus, desinfeksi dan pemusnahan hewan atau bagian hewan yang mati karena PMK.

Baca Juga: Waspada! Muncul Penyakit Mulut dan Kuku pada Ternak, Kenali Gejala dan Cara Penularannya

Perlu segera dilakukan zonasi, dan pencegahan mobilitas ternak, khususnya ke daerah yang masih bebas PMK. Pusat-pusat karantina perlu dioptimalkan,” imbuhnya.

Selain menyampaikan mengenai pencegahan PMK, dosen bidang khusus penanganan pascapanen dan teknologi pengolahan hasil ternak itu juga tidak lupa menjelaskan mengenai PMK beserta gejalanya.

Penyakit tersebut merupakan penyakit yang menyerang hewan berkaki belah seperti sapi, kambing, babi dan sebagainya yang disebabkan oleh virus.

Baca Juga: Waspada KLB Hepatitis! Kemkes RI Laporkan 3 pasien di Jakarta Meninggal Dunia karena Penyakit Berbahaya Ini

Hingga saat ini belum terdapat bukti kuat bahwa virus penyebab PMK dapat menular kepada manusia melalui daging atau susu hewan ternak yang terinfeksi PMK.

Apalagi jika daging atau susu dimasak dengan suhu tinggi minimal 70˚ C dan waktu yang cukup. Selain itu tidak terkena kontaminasi ulang, misal setelah dimasak bercampur dengan bagian ternak yang masih mentah, jelasnya.

Juni juga menyarakan agar sebaiknya ternak yang terinfeksi PMK diobati terlebih dahulu sebelum disembelih atau dikonsumsi susunya.

Baca Juga: Mengenal Demam Kuning atau Yellow Fever, Penyakit yang Ditetapkan Sebagai Wabah Mematikan di Kenya, Afrika

Bagian tubuh yang menunjukkan gejala seperti bagian mulut dan juga bagian sekitar kuku sebaiknya dimusnahkan saja, tidak dikonsumsi,” ucap Juni.

Sifat dari PMK adalah akut, cepat menyebar dan menimbulkan kerugian yang besar karena dapat menurunkan produktivitas hingga kematian hewan ternak.

Gejala umum dari PMK meliputi demam, terdapat luka-luka melepuh di lidah, bibir, mulut, puting susu dan di antara kuku.***

 

Editor: Agung Setio Nugroho

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler