KABAR WONOSOBO― Publik China dibuat gempar pada tahun 2018 dengan pengakuan Zhou Xiaoxuan mengenai kasus pelecehan seksual yang ia terima.
Zhou Xiaoxuan atau dikenal pula dengan nama Xianzi mengaku mendapatkan pelecehan seksual dari Zhu Jun, ketika ia masih menjalani magang di stasiun televisi CCTV.
Kasus tersebut membuat lantas membuat gerakan #MeToo atau Me Too bergema di China.
Baca Juga: Kecam Kasus Pelecehan Seksual di Gereja Katolik Prancis, Paus Fransiskus: Memalukan!
Berkat Zhao Xiaoxuan, banyak wanita China yang lantas berani menyuarakan kasus pelecehan seksual yang mereka alami.
Dilansir oleh Kabar Wonosobo melalui laman The Guardian, gerakan #MeToo di China diduga kian menguat lantaran dua kasus besar yang terjadi.
Dua penyebabnya yaitu kasus pelecehan seksual di Alibaba dan juga kontroversi Kris Wu, selebriti China dan mantan member idol grup K-pop EXO.
Baca Juga: Imbas Kasus Kris Wu Weibo Blokir 21 Fanbase K-Pop Terbesar di China, Ada BTS dan BLACKPINK
Kasus pelecehan seksual muncul setelah salah seorang karyawan Alibaba membuat laporan melalui Weibo pada bulan Juli 2021 lalu.
Akun bernama Zhao Hongmin tersebut membuat dokumen sepanjang 11 halaman yang menceritakan mengenai kejadian naas tersebut.
Telah diberitakan sebelumnya bahwa Zhao Hongmin mengaku bahwa ia mendapatkan pelecehan seksual dari supervisor sekaligus klien ketika bekerja.
Hal tersebut menjadikan Alibaba terkena sindiran keras Badan Anti Korupsi China.
Selain Alibaba, publik China dan mayoritas masyarakat internasional juga dikejutkan dengan kontroversi Kris Wu atau Wu Yi Fan.
Mantan idol K-pop, aktor, dan juga penyanyi berdarah Kanada-China tersebut dituduh sebagai pelaku kejahatan seksual terhadap anak di bawah umur.
Pada 16 Agustus 2021 lalu, Kris Wu resmi ditangkap oleh Kepolisian Distrik Chaoyang, Beijing.
Masih dari sumber yang sama, Leta Hong Fincher, penulis Betraying Big Brother: The Feminist Awakening in China menulis bahwa Zhao Xiaoxuan sukses membangkitkan perempuan untuk memperjuangkan hak mereka.
“Kasus Zhou Xiaoxuan telah sukses mendapatkan kekuatan dari masyarakat dan mendorong perempuan mendapatkan hak-hak mereka,” ungkap Fincher seperti dilansir Kabar Wonosobo dari laman The Guardian.
Zhao Xiaoxuan sendiri telah membuat gugatan resmi pada tahun 2018 silam. Namun, kejaksaan menolaknya dengan alasan kurangnya alat bukti.***