Kontroversial! Inilah 5 Isu Tersembunyi yang Diangkat dalam Film Penyalin Cahaya

- 13 Januari 2022, 22:30 WIB
Penyalin Cahaya, film peraih 12 Piala Citra 2021 yang tersandung kontroversi pelecehan seksual
Penyalin Cahaya, film peraih 12 Piala Citra 2021 yang tersandung kontroversi pelecehan seksual /Instagram/ @penyalincahaya

KABAR WONOSOBO - Film Penyalin Cahaya resmi tayang di Netflix dengan judul Photocopier pada tanggal 13 Januari 2022.

Penyalin Cahaya mendapat rating disukai oleh 79% penonton di Netflix dan 8,3 rating IMDb.

Selain itu, Penyalin Cahaya karya Wregas Bhanuteja ini sukses memboyong 12 piala citra Festival Film Indonesia.

Berikut beberapa isu yang diangkat dalam film Penyalin Cahaya:

 Baca Juga: Sinopsis dan Jadwal Tayang Film Penyalin Cahaya di Netflix, Mulai Hari Ini

  1. Kekerasan Seksual di Lingkungan Kampus

Penyalin Cahaya mengisahkan tentang Suryani, seorang mahasiswa tingkat pertama yang mendapat pelecehan seksual dari senior sekaligus rekannya di Kelompok teater kampus.

Film ini berhasil menggambarkan bahwa lingkungan pendidikan pun bisa menjadi tempat yang tidak aman dari kekerasan seksual.

 Baca Juga: Tak Sebut Nama Henricus Pria, Kolom Komentar Pernyataan Sikap Film Penyalin Cahaya Ramai Komentar

  1. Pria Bisa Menjadi Korban Pelecehan

Tidak hanya Suryani, seorang senior pria bernama Tariq di kelompok teater juga turut menjadi korban kekerasan seksual.

Dalam kehidupan nyata, seringkali korban kekerasan seksual diidentikkan dengan perempuan, padahal laki-laki juga bisa menjadi korban.

Menurut data Indonesia Judicial Research society (IJRS), laki-laki menyumbang 33 persen dari total korban yang mengalami kekerasan seksual.

Sedangkan menurut KPAI, korban kekerasan yang dialami oleh laki-laki bahkan lebih banyak dibanding perempuan yaitu sebesar 60 persen.

 Baca Juga: Penyalin Cahaya Beri Pernyataan Sikap Terkait Dugaan Henricus Pria Jadi Pelaku Pelecehan Seksual

  1. Korban Pelecehan Enggan Melapor

Setelah melakukan penyelidikan, Suryani menemukan fakta bahwa ia bukanlah satu-satunya korban.

Seniornya bernama Tariq dan Farah turut menjadi korban namun enggan untuk melapor karena mereka takut identitas mereka akan tersebar dan meraka akan menerima stigma sebagai korban kekerasan seksual seumur hidup.

Menurut IJRS, penyebab korban tidak mau melapor adalah karena rasa malu, takut, rasa bersalah, dan khawatir informasi perkaranya akan tersebar.

 Baca Juga: Raih 12 Piala Citra 2021, Penyalin Cahaya Tersandung Kontroversi karena Pelecehan Seksual

  1. Korban Terpaksa Harus Berdamai dengan Pelaku

Dalam film ini dikisahkan bahwa meski Suryani telah melaporkan kasusnya terhadap komite etik kampus, tidak ada pihak yang benar-benar membelanya.

Bahkan ia diminta untuk berdamai dengan iming-iming akan dibiayai kuliah dan diberikan perkerjaan oleh orang tua pelaku.

 Baca Juga: Nama Henricus Pria Dihapus dari Daftar Kru Film Penyalin Cahaya, Buntut dari Dugaan Kasus Pelecehan Seksual

  1. Korban harus menutup dan mengubur kekerasan yang dialaminya

Bagian akhir film ini terdapat adegan petugas fogging demam berdarah yang menyekap para korban kekerasan hingga sulit bernapas dan berbicara.

Sementara itu, speaker mobil secara berulang-ulang menggaungkan kata-kata 3M yaitu Menguras, Menutup, dan Mengubur.

Hal ini bisa saja menjadi sebuah alusi dimana korban kekerasan selalu dibuat bungkam oleh para pelaku yang memiliki kuasa bahkan oleh pihak berwajib.

 Baca Juga: Runut Waktu Skandal Kekerasan Seksual Kris Wu Bagian 2, Datangnya Korban Lain dan Penahanan

Demikian beberapa isu yang diangkat dalam film Penyalin Cahaya.

Terlepas dari kasus kekerasan seksual yang menjerat krunya, film ini sangat layak mendapatkan pernghargaan.

Film ini mampu membungkus isu kekerasan seksual dalam balutan karya yang menarik dan akting memukai dari para aktornya. ***

Editor: Agung Setio Nugroho

Sumber: Netflix IJRS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x