Berawal dari Grup WA, Pedagang Tuka Tuku Adol Bathi putarkan Rp 1 Miliar lebih

2 Februari 2022, 01:38 WIB
Gathering grup pedagang online Tuka tuku adol bathi Wonosobo di Pendopo Wakil Bupati 1 Februari 2022 /Kabar Wonosobo/ Erwin Abdillah

KABAR WONOSOBO – Tuka Tuku Adol Bathi, itulah nama sebuah grup Whatsapp berbasis pedagang online di Wonosobo yang akhirnya berkembang menjadi forum jual beli di Facebook hingga mengadakan temu muka alias gathering perdana pada Selasa 1 Februari 2022.

Beranggotakan sedikitnya 500 orang yang didominasi para ibu dan wanita, grup tersebut sudah aktif sejak 10 bulan terakhir, bahkan sangat aktif di puncak pandemi.

Sembako, Jajanan, barang konsumsi, Pakaian, Kendaraan, berbagai kebutuhan keluarga, bahkan hingga rumah dan tanah diperjualbelikan di grup yang akhirnya harus dibagi dalam 2 grup WA itu karena jumlahnya semakin besar.

Penggagas grup yang disingkat TTAB, Kartini Sapta menyebut bahwa dua grup WA tersebut selalu aktif dan sudah membukukan lebih dari Rp 1 Miliar dalam beberapa bulan terakhir.

Baca Juga: Kodim Wonosobo Gencarkan Vaksinasi untuk Anak Umur 6–11 Tahun, Targetkan 439 Sisaw MI Kalibeber

“Kami menggelar meetup perdana ini karena sama sekali belum pernah bertemu muka selama pandemic berlangsung. Kami hari ini juga disapa perwakilan dinas Kominfo, Dinas perdagangan koperasi UKM, dan kepala Bappeda Wonosobo untuk mendapatkan masukan serta dukungan pda program kami,” tuturnya.

Peran para anggota TTAB selama ini murni sebagai praktisi pedagang sekaligus pembeli dalam grup yang dimoderatori oleh Kartini dan teman-teman.

Pada temu perdana itu, diadakan pemilihan pengurus yang sekaligus mengukuhkan Kartini sebagai ketuanya, juga inisiatif untuk membentuk Koperasi, berbekal 70 lebih anggota yang bisa hadir dan berembug dalam kegiatan itu.

Baca Juga: Ini Penjelasan Dinas PPKBPPPA Tentang Kasus Pencabulan Anak di Bawah Umur di Wonosobo

“Harapan kami, ada dukungan berupa teknologi, entah itu berupa marketplace lokal atau pembekalan kemampuan yang berguna untuk mengurus forum seperti ini. Mengingat kami berharap bisa mencatatkan penjualan secara rapi dan terus mengembangkan grup kami yang jumlah anggotanya semakin besar,” imbuh Kartini.

Kepala Bappeda doktor Jaelan menyebut bahwa peluang di masa digital ditambah pandemi sangat besar bagi para pedagang lokal. Terbukti para ibu yang berdagang dengan berbagai cara termasuk online dengan memanfaatkan medsos hingga grup di Whatsapp.

“Pemkab wonoaobo adalah pembelanja yang tiap tahun habis 1 triliun rupiah lebih dan di dalamnya banyak sekali elemen dan selama ini yang bisa masuk hanya dari pihak tertentu dan terbatas pada kelompok tertentu. Padahal selama pandemi ekonomi disokong ditopang para ibu seperti di TATB,” tutur Jaelan.

Baca Juga: Mall Ekonomi Kreatif Wonosobo Diluncurkan Jadi Gerbang Transit Wisatawan dan Galeri Produk

Diungkapkan Jaelan, Wonosobo memang butuh semacam e-katalog lokal, agar bisa belanja langsung ke pedagang lokal yang selama ini tidak diuntungkan karena mereka tidak memiliki PT atau badan hukum lain.

“Maka butuh marketplace lokal atau e market lokal wonosobo yang nanti bisa menyambungkan antara pedagang lokal dengan kebutuhan atau belanja Kabupaten. Sehingga perputaran uangnya ada di lokal wonosobo,” katanya.

Jaelan berpesan bahwa untuk mencapai hal itu, butuh kelembagaan jelas dan bermitra dengan pemkab sehingga hasilnya adalah ekonomi lokal bangkit dan angka kemiskinan turun.***

Editor: Erwin Abdillah

Tags

Terkini

Terpopuler